Tradisi Nyadran Agung Ribuan Warga 'Ngalap' Berkah Rebutan 22 Gunungan

user
Ary B Prass 14 Maret 2023, 20:37 WIB
untitled

Krjogja.com - KULONPROGO - Masyarakat Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) penuh semangat mengikuti prosesi upacara adat Nyadran Agung di Alun-alun Wates.

Begitu Kepala Kantor Kemenag setempat Wahib Jamil selesai memimpin doa syukur dan keselamatan, tanpa dikomando ribuan warga merangsek maju menyerbu dan berebut ubarampe puluhan gunungan hasil bumi, apem dan nasi.

Dalam sekejab 22 gunungan ludes dirayah warga. Kendati berdesakan dan rebutan isi gunungan tapi prosesi ngalap berkah berjalan aman.

Prosesi Nyadran Agung diawali rombongan kirab membawa gunungan dari halaman Gedung DPRD setempat menuju selatan Alun-alun Wates. Kemudian kirab bergerak ke arah utara melintasi antara dua pohon beringin di tengah-tengah Alun-alun Wates.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, rangkaian Nyadran Agung melibatkan tokoh agama, para pelaku budaya dan masyarakat mengandung makna pelestarian budaya juga ungkapan rasa syukur dengan harapan Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah dan rahmatNya agar masyarakat Kulonprogo senantiasa mendapatkan rahmat, kesehatan dan selalu di jalan lurus dalam setiap tindakannya.

"Tepat rangkaian Nyadran Agung sebagai upaya pencerahan batin kolaboratif seiring upaya menyegarkan spiritualitas dan pelestarian budaya masyarakat," katanya dalam sambutan dibacakan Plt Asisten Pemberdayaan SDM Setda DIY, Aris Eko Nugroho MSi.

Nyadran, tradisi Islam-Jawa yang intinya penghambaan mendekatkan dan menyerahkan diri kepada Allah. "Tradisi nyadran salah satu warisan budaya Islam-Jawa yang diajarkan Wali Sanga yang terangkai bagaikan sebuah untaian legenda, penuh ketakjuban dan sarat makna keislaman. Wali Sanga dikenal bukan hanya penyebar Islam yang gigih dan produktif tapi juga perintis berbagai kegiatan kreatif tradisi dan seni Islami," jelas Sultan, Selasa (14/3/2023).

Banyak khasanah budaya lokal diubah jadi ekspresi baru melalui cara-cara halus, dengan mengubah estetikanya memasukkan sistem nilai yang islami. Hasilnya bisa kita nikmati dalam berbagai bentuk tradisi dan seni.

Dalam seni suara, makna bait tembang Tamba Ati karya Sunan Bonang ada lima 'penawar hati' untuk jiwa yang 'sakit'. "Berkeislaman dalam kebudayaan itu bersifat dinamis," tuturnya.

Kepala Kundha Kabudayan setempat, Niken Probo Laras mengungkapkan rangkaian Nyadran Agung diawali mujahadah dan pengajian Gus Muwafik. Kirab dan doa bersama lintas agama dihadiri seluruh OPD, Kapanewon, Kalurahan dan Bakor PKP.

"Puncak Nyadran Agung, pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Berbagai kegiatan tersebut mengandung harapan perekonomian bergerak sehingga tidak hanya kegiatan sosial tapi roda ekonomi rakyat juga berputar," terangnya. (Rul)

Kredit

Bagikan