Siswa Penyandang Disabilitas Main Teater, Lebih Banyak Improvisasi

user
Tomi Sujatmiko 16 Maret 2023, 01:42 WIB
untitled

Krjogja.com - SLEMAN - Menyiapkan pentas teater bagi penyandang disabilitas, berbeda dengan pemain umumnya. Seperti penyandang tunanetra, harus lebih mengeksploitasi suara dibanding ekspresi gerak.

Pengalaman itu disebutkan Lephen Purwanto, yang menyiapkan teks sekaligus sebagai sutradara untuk pentas dua kelompok disabilitas di Panggung Teater KQ, Dusun Kurahan, Sidoarum, Godean, Sleman, Rabu (15/3/2023). Pentas ini digelar meramaikan World Theater Day atau Hari Teater Dunia, mengambil tema 'Kreativitas Teater Tanpa Batas, Difabel Juga Sangat Bisa '.

Lakon pertama 'Kambing Ajaib' dibawakan siswa SLB A Yaketunis, Yogyakarta. Kedua, 'Look Like Lucky' oleh Teater Esbiyo dari SLB Negeri Pembina, Yogyakarta. Menyaksikan pentas yang dibawakan penyandang disabilitas ada hal yang menyentuh perasaan, "Kesulitannya memang tak pakai teks, jadi lebih banyak improvisasi seperti teater tradisi," kata Lephen yang Dosen Jurusan Teater di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Berbeda dengan siswa Yaketunis, siswa SLB Pembina yang didukung penyandang tunagrahita, down syndrome, dan autis lebih mengutamakan gerak. Lephen menyebutkan, seluruh siswa mengikuti latihan teater di sekolah masing-masing. Kadang juga di Teater KQ.

Menghadapi pentas yang didukung Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) ISI Yogyakarta ini, masing-masing telah berlatih 10 kali atau 20 jam. Hanya saja, ada yang di luar perkiraan, saat berlatih sebenarnya sudah berani, setelah ada penonton jadi minder. Pada setiap pentas, Lephen membiarkan agar siswa-siswa agar lepas di panggung, tanpa dituntun. (Ewp)

Kredit

Bagikan