Kirab Mata Air, Bupati Klaten Sebar Udik- Udik

user
Ary B Prass 21 Maret 2023, 20:57 WIB
untitled

KLATEN - Menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, Pemkab Klaten menggelar kirab 21 mata air menuju Objek Mata Air Cokro (OMAC), Selasa (21/03/2023).

Sebanyak 21 mata air tersebut, yakni Mata Air Pluneng, Brintik, Brondong, Geneng, Pengilon, Susuhan,  Gedaren, Jolotundo, Nilo, Pelem, Kapilaler, Ponggok, Cokro, Sigedang, Lumban Tirto, Besuki, Manten, Sinongko, Sri Sidomulyo, Gotan, dan Mata Air Geneng.

Kirab mata air yang dikemas dalam 21 kendi, start dari pintu masuk OMAC menuju tempat prosesi penyatuan dalam Gentong Nyai Tampung yang berada di area OMAC.

Barisan diawali dengan Roro Ngangsu sejumlah 21 (siswa SMK N 3 KLATEN) yang membawa kendi air yang bersumber dari 21 mata air. Dilanjutkan Bupati Klaten bersama Forkopimda, Kepala OPD, dan tim hadroh.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan perayaan menyambut bulan suci Ramadan (Tradisi Padusan) biasanya dilakukan satu hari sebelum puasa, tetapi ditahun 2023 ini dimajukan, karena pada Rabu,(22/03) bersamaan dengan Hari Raya Nyepi.

“Alhamdulillah setelah dua tahun ditiadakan, hari ini Padusan bisa kita laksanakan. Antusias warga sangat baik, positif, dan banyak. Kreasinya dari Disbudporapar sangat menarik sehingga acara terlihat sangat luar biasa di OMAC,” kata Sri Mulyani.

Selanjutnya, Bupati Klaten secara resmi membuka acara yang bertajuk Reresik Rogo Hanggayuh Resiking Jiwo, dengan memukul bedug At-Taqwa didampingi Forkopimda Klaten.

Kepala Disbudporapar, Sri Nugroho menyampaikan, tujuan diadakan acara tersebut guna seluruh umat Islam di Klaten dapat melaksanakan ibadah puasa dengan suci. Kegiatan ini sebagai bentuk renungan, introspeksi diri dari sebelumnya, mewariskan dan melestarikan budaya, serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sektor pariwisata.

“Ini sebagai pengejawantahan bahwa Klaten dikenal dengan kota seribu umbul. Sedangkan makna dari 21 (sumber mata air) menggambarkan kesempurnaan akan datangnya wahyu Illahi di bulan suci Ramadan (malam selikuran atau dimulainya malam Lailatul Qadar). Kalau Siraman ditandai untuk membersihkan diri dan arti penyebaran Apem kita saling mengapemahkan dan juga gambaran udik- udik uang receh ini kita meningkatkan bersedekah kepada masyarakat di bulan suci Ramadhan,” kata Sri Nugroho.

Selanjutnya, Bupati Klaten dan Forkopimda melakukan siraman menggunakan 21 mata air kepada perwakilan Mas dan Mbak Klaten. Diakhiri dengan penyebaran apem dan udik-udik (sedekah uang). (Sit)

Kredit

Bagikan