Krjogja.com - YOGYA - Dinas Koperasi dan UKM (KUKM) DIY mencatat sekurangnya 341 ribu pelaku UMKM telah terdaftar pada laman SiBakul Jogja hingga awal 2023. UMKM yang tergabung dalam SiBakul Jogja ini mendapatkan bantuan pemasaran produknya melalui skema bebas ongkos kirim (ongkir) sejak pertengahan 2020 ini , terbukti ampuh membawa UMKM bertahan dari gempuran pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Koperasi UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan subsidi ongkir yang digelontorkan Pemda DIY berhasil membantu pemasaran produk UMKM di seluruh pelosok DIY. Kerja kolaboratif bersama Kampus, Grab, Gojek, Jogjakita, KiriminAja, dan PT Pos Indonesia tersebut berhasil menggerakkan laju perekonomian di DIY. "Alokasi pembiayaan ongkir tercatat hampir Rp 6 miliar sampai 2022 ini terbukti mampu menggerakkan ekonomi UMKM sebesar 8 kali lipat. Upaya tersebut merupakan prestasi yang tidak boleh dikesampingkan.,” katanya di Yogyakarta, Selasa (28/3).

Siwi menyatakan upaya kolaboratif tersebut menjadi tren solusi dalam menjawab keterbatasan sumber daya, sebagaimana dicontohkan pada pengelolaan sentra UMKM di Galeri Pasar Kotagede Bandara Internasional Yogyakarta, pameran UMKM Jendela SiBakul di sentra ekonomi modern dan keberhasilan relokasi PKL sepanjang Malioboro. Upaya Dinas KUKM DIy ini adalah aksi kreatif-inovatif pengembangan sibakul melalui tiga strategi pendekatan.

“Tiga strategi pendekatan tersebut yakni fungsi regulatif, mengedepankan aksi afirmatif dan menguatkan spirit partisipatif. Mindset birokrasi saat krisis memerlukan skema regulasi yang mau tidak mau harus mau melakukan terobosan . Upaya afirmasi ini harus memiliki spirit partisipatif, untuk dapat memastikan upaya yang dilakukan dapat berdaya guna dan berdampak bagi kesejahteraan publik,” terangnya.

Menurutnya, usaha mikro kecil adalah usaha yang banyak digerakkan oleh masyarakat yang rentan terkena gejolak dalam perspektif ekonomi kerakyatan, seperti kenaikan harga BBM, inflasi, atau pandemi. Lebih jauh lagi, pihaknya melakukan pembagian sertifikat halal dan PIRT bagi 10 ribu pelaku UMKM guna mendukung pemberdayaan UMKM agar naik kelas, dalam dua tahun terakhir.

“Upaya mendorong legalitas usaha pelaku usaha mikro kecil juga dibantu dengan melakukan pendampingan dalam penerbitan nomor induk berusaha melalui aplikasi OSS secara online kepada lebih dari 25 ribu pelaku dalam tiga tahun ini. Harapannya, mereka bisa naik kelas dengan penguatan kelembagaan dan status usaha mereka bisa lebih diberdayakan,” ungkap Siwi.

Untuk peningkatan kualitas produk, pihaknya sudah didistribusikan hampir 5000 sertifikasi halal dan sertifikat PIRT bagi mitra SIBakul Jogja. Bahkan pemberdayaan UMKM pada kawasan miskin juga dilakukan skema terobosan melalui kampanye desa preneur yang memiliki benang merah dengan konsep desa mandiri budaya.

“Sekurangnya, sudah terdapat lebih dari 80 desa preneur yang diharapkan mampu berdaya pada aspek kewirausahaannya, sehingga desa tersebut bisa terentaskan dari problem kemiskinan. Upaya ini memerlukan jejaring yang kuat terutama dalam pengentasan kemiskinan melalui skema sociopreneur,” pungkas Siwi. (Ira)