Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya

Ilustrasi (foto: liputan6.com)
Krjogja.com - Mercon masih jadi bencana jika menjelang Lebaran seperti ini. Belum lama terjadi ledakan cukup hebat akibat obat mercon di sebuah rumah di wilayah Kaliangkrik Magelang, Minggu (26/3/2023) malam. Diketahui satu warga meninggal dunia dan 3 warga lainnya mengalami luka.
Mercon merupakan bahan peledak kategori ringan. Sebab, tingkat ledakannya rendah, yakni berkecepatan denotasi antara 400-800 meter per detik.
Di Indonesia, mercon atau petasan sering dijumpai pada momen-momen menjelang perayaan tertentu. Seperti malam takbiran sebelum Idul Fitri, malam Ramadan hingga penyambutan Tahun Baru.
Walau termasuk bahan peledak ringan, petasan dapat menimbulkan bahaya bagi orang-orang di sekitar. Berikut ini sejarah, bahan dan bahaya dari mercon.
Baca Juga
1. Bahan Mercon
Walau sudah banyak beredar, nyatanya masih banyak yang belum tahu apa bahan utama untuk membuat mercon. Bubuk mesiu yang terdiri dari campuran belerang, arang dan kalium nitrat adalah bahan utama yang digunakan dalam petasan.
Selain mercon, bubuk mesiu banyak juga dijumpai dalam senjata api dan senjata ledak seperti granat dan bom. Tak heran mengapa saat kita membakar petasan, bubuk mesiu dapat menyebabkan ledakan yang begitu cepat.
2. Bahaya Main Mercon
Meski seru untuk dimainkan, ada bahaya yang cukup tinggi dari mercon. Pertama, bermain petasan mungkin saja menimbulkan trauma pada anak karena bunyinya yang cukup keras. Apalagi, jika anak tersebut belum pernah mendengar bunyi ledakan sebelumnya.
Kedua, risiko luka bakar. Saat bermain petasan, jika ledakan terkena tubuh dapat menyebabkan luka bakar yang cukup parah.
Luka bakar itu juga bisa bervariasi tingkat keparahannya. Gejalanya seperti kulit melepuh, bengkak hingga terkelupas.
Ketiga, kebakaran. Bukan tak mungkin jika petasan bisa menyebabkan kebakaran di sekitarnya. Itu dapat terjadi jika saat bermain petasan ada bahan-bahan yang mudah terbakar di lokasi bermain.
Keempat, bermain petasan dapat menyebabkan polusi udara. Biasanya, setelah membakar petasan, kita kerap mencium aroma hangus yang berpotensi membuat sesak napas, batuk, hingga infeksi saluran pernafasan.
BERITA TERKAIT
Kapolres Sukoharjo Tekankan Anggota Bijak Dalam Bermedsos
KR Terima Penghargaan Media Cetak Terpuji
HUT KE-4 BKB DIY, Kegiatan Fokus Bantuan Sosial
Tips Mempertajam Pesona Tangan dan Mata Wanita yang Memukau
Acer Menawarkan Inovasi di Laptop Gaming Predator Triton 16
Tak Gajian, Lima Karyawan Mencuri Alat Produksi
SD Mustaga Gelar Wisuda Tahfidzul Quran dan Wisuda Purna Iqro
BPJS Terapkan Transformasi Pelayanan
Calhaj Karanganyar Diminta Fokus Ibadah, Kurangi Belanja dan Jalan-Jalan
Kebutuhan Air Pertanian Dipredisi Bermasalah di Oktober-November
Tasmi' dan Pelepasan Peserta Didik SDIT Insan Utama
Ketum KONI DIY Membuka Bulutangkis GKR Hemas Cup 2023
Tips Aman Naik dan Turun Sepeda Motor ala Honda Istimewa
PSS Segera Naikkan Harga Tiket Laga Kandang, Ini Alasannya
5 Prinsip OJK Perkuat Pelindungan Konsumen
KPU Verifikasi Administrasi 776 Bacaleg
Anggota PSHT Grudug Polres Bantul, Desak Pelaku Ditangkap
Isi BBM di SPBU, Mobil Pikap Hangus Terbakar
Tiga Pejabat Bidang Humas Polda Jateng Resmi Berganti
Menpora Dito Dukung Indonesia Juara Umum Asean Para Games 2023
Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi, AS Hibahkan Rp15 Miliar