Afnan Hadikusumo Ingatkan Kemiskinan Jadi Sumber Munculnya Klitih

M Afnan Hadikusumo saat menyampaikan pendapatnya terkait fenomena klitih bersama Kapolda DIY. (Foto Istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI M Afnan Hadikusumo mengingatkan bahwa DIY saat ini menjadi barometer nasional untuk pariwisata dan pendidikan. Sehingga menjadi tantangan bagi aparatur pemerintahan dan keamanan di DIY untuk menghadirkan keamanan, ketertiban, kebersihan dan penerangan. Terkait, fenomena klitih dan kejahatan yang lain, menurut Afnan, muncul sebagai implikasi permasalahan yang ada di masyarakat, salah satunya kemiskinan.
"Pendekatan humanis dalam menekan angka kejahatan dan persoalan sosial, seperti dengan mengurangi kemiskinan, pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan adalah langkah tepat. Upaya ini tidak hanya menjadi tanggung jawab kepolisian tapi juga penyelenggara pemerintahan yang lain, termasuk peran aktif masyarakat dan keluarga," kata Afnan Hadikusumo dalam Dialog 'Mewujudkan Masyarakat Yogyakarta Tertib, Aman dan Damai' yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY dan DPD RI di Aula Kantor PWI DIY, Jalan Gambiran 45 Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Selain Afnan, juga menghadirkan Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan SIK MH dan moderator Ketua PWI DIY, Drs Hudono SH.
Menurut Afnan, ketika sebuah keluarga sedang berjuang mengatasi keuangan keluarga, membuat berkurangnya faktor pengasuhan dan pengawasan pada anak. Karena itu, butuh peran institusi lain untuk mengatasi persoalan ini.
Baca Juga
Kapolda menuturkan, institusi kepolisian saat ini tengah melaksanakan perubahan paradigma sistem keamanaan di masyarakat yang mengedepankan pola preemtif melalui pemberdayaan kelompok masyarakat, seperti pelatihan teknisi bengkel, budidaya ayam, kompetisi entreprenur dan lainnya. Ini dimaksudkan mencegah masyarakat menjadi pelaku kejahatan.
"Kalau perekonomian (sektor UMKM) meningkat, banyak terbuka lapangan pekerjaan, maka kebutuhan hidup terpenuhi. Hal ini tentu menguntungkan untuk keamanan. Kalau pola preemtif ini masih belum sempurna maka akan disempurnakan dengan pola preventif, kemudian upaya terakhir baru disempurnakan melalui penegakan hukum yang sempurna," katanya.
Menurut Kapolda, pola (preemtif dan preventi) seperti diatas sudah tersedia untuk mencegah kejahatan seperti pencurian dan penganiayaan. Sedangkan pola pencegahan untuk kejahatan jalanan 'klitih', kata Kapolda, sampai saat ini belum tersedia, karena baru dirumuskan oleh tim ahli.
"Oleh karena itu, untuk menahan agar angka kejahatan jalanan tidak melonjak, pihaknya menggencarkan upaya preventif melalui patroli dan razia, sampai konsep/pola preemtif untuk klitih selesai dirumuskan," katanya.
Ibu Memanggil
Lebih lanjut dikatakan Kapolda, pihaknya saat ini juga terus mengkampanyekan gerakan bersama kepedulian orang tua bertajuk 'Ibu Memanggil Pulang', hasil dari masukan berbagai pihak. Menurutnya, melalui gerakan ini para orang tua diminta peran aktifnya untuk mengawasi secara ketat anak-anaknya agar tidak terlibat dalam kejahatan jalanan. Sementara pelaku klitih yang tertangkap terus dilakukan pembinaan.
"Semua ini kita lakukan bersama untuk mencegah agar kejadian kejahatan jalanan tidak bertambah. Orang tua berperan aktif mengawasi anaknya, kepolisian juga menggencarkan patroli dan razia sampai konsep preemtif untuk kltihih dihasilkan. Semoga ketika sudah ada pola pencegahan/preemtif, problem kejahatan jalanan ini bisa diselesaikan dengan tuntas," harapnya.
Sementara itu Hudono menambahkan, dalam dialog muncul usulan-usulan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di Yogyakarta, termasuk masalah klitih ini. Antara lain relasi orang tua dan anak harus betul-betul terbangun dengan baik. Orang tua jangan abai ketika anaknya masih keluyuran terutama pada jam malam.
"Saya sangat mengapresiasi gerakan 'Ibu Memanggil Pulang', karena diketahui permasalah klitih ini salah satu penyebabnya adalah ketidakpedulian orang tua kepada anaknya. Kalau orang tua peduli dan anaknya terpantau dampaknya akan positif, tidak ada anak-anak yang keluyuran malam-malam," katanya.
Menurut Hudono, usulan lain juga muncul terkait formulasi menekan angka klitih, salah satunya diperbanyak ruang publik agar anak-anak/remaja bisa berekspresi melalui kegiatan positif. "Akar permasalah kemiskinan juga harus dituntaskan, Yogya ini kan punya banyak SDM pemikir dari perguruan tinggi yang bisa berkontribusi merumuskan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ini," katanya. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Desa Lunas PBB BPKPAD Sukoharjo Tingkatkan Kesadaran Wajib Pajak
Sandiaga Uno Apresiasi Perkembangan Pariwisata Gunungkidul
Auto Dilirik! Ini 9 Pekerjaan yang Paling Dibutuhkan Perusahaan Saat Ini
Polres Bantul Proses Penganiayaan pada Anggota PSHT di Parangtritis, Ini Hasilnya
Tampil Dominan, Pebalap Astra Honda Raih Double Podium TTC 2023
Sandiaga Berharap Desa Sidowarno Jadi World Class Tourism
8 Orang Terluka Akibat Minibus Terguling di Jalan Tol Solo - Semarang
Bentrok Massa Meletus di Yogya, Polisi Amankan Titik-Titik Rawan
Muswil Pemuda Muhammadiyah DIY Pilih 11 Calon Formatur
Ekspor Tanah-Air
Peringati Waisak 2567BE/2023, Wamenag Ajak Umat Buddha Jaga Sikap Toleransi
Indonesia Dukung Penuh dan Aktif bagi Terbentuknya 'Plastic Treaty'
Saudi Tutup Izin Visa Umrah
Di Pelataran Barat Candi Borobudur Ribuan Umat Ikuti Detik-detik Waisak
Hindari Jalan Kenari, Ada Tawuran!
Pemohon SIM Wajib Cek Kesehatan dan Tes Psikologi
Milad ke-3, Yayasan 'Al Maun' Santuni Yatim Piatu dan Dhuafa
Ditlantas Polda DIY, Sosialisasikan Tiblantas ke Sopir Ambulans
Bulutangkis Polytron Walikota Solo Cup Diikuti 1.283 Peserta
Fadil Imran Lantik Pengda PBSI DIY
Konsolidasi Kader Perempuan, Sekjen PDIP DIY: Tidak Pintar, Duit Hilang Begitu Saja