Suri Tauladan Pemimpin, Renungkan Isi Pidato Khalifah Abu Bakar

user
Tomi Sujatmiko 30 Maret 2023, 12:23 WIB
untitled

Krjogja.com - SALATIGA - Pemimpin harus memiliki komitmen yang tinggi pada rakyatnya dan konsisten pada dirinya. Suri tauladan ini diberikan oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Ia adalah Abu Bakar Ash Shidiq yang menjadi khalifah pertama pada 11-13 hijriah atau 632 Masehi sampai 634 Masehi.

Sifat rendah hati ditunjukkan Abu Bakar kepada sahabat lain dan umat muslim sepeninggal Rasulullah SAW. Apa yang beliau ucapkan ketika diangkat menjadi khalifah? isi pidatonya mengharukan dan menyentuh kalbu bagi orang Islam.
Dikutip dari buku sejarah peradaban Islam dituliskan, setelah dibaiat menjadi khalifah pertama, Abu Bakar Ash Sidiq berpidato, isinya:

"Wahai Manusia! aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang terbaik di antara kamu. Jika aku menjalankan tugasku dengan baik maka ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat salah maka luruskanlah!."

"Orang yang kamu pandang kuat aku pandang lemah sehingga aku dapat mengambil hak darinya. Sedang orang yang kamu pandang lemah aku pandang kuat sehingga aku dapat mengembalikan hak kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah SWT dan rasulNya. Tetapi bilamana aku tidak menaati Allah dan rasulNya, kamu tidak perlu menaatiku. Dirikanlah sholat Semoga Allah merahmati kalian".

Itulah isi pidato Abu Bakar Ash Sidiq yang bisa ini memilik makna yang dalam dan bisa kita jadikan sebuah renungan hidup. Sebab, setiap manusia adalah pemimpin minimal pada dirinya sendiri. Pidato Abu Bakar memiliki penegasan totalitas kepribadian dan komitmen terhadap nilai Islam.

Jika disimpulkan, dalam pemerintahan Abu Bakar ini terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, mendorong masyarakat berjihad dan sholat sebagai intisari ketaqwaan umat Islam. Dalam menyelesaikan perkara, Abu Bakat selalu mencari dasar dari Alquran, jika ditemukan pemecahannya, maka beliau meniru dan mempelajari cara yang dilakukan Rasulullah SAW.

Lalu jika tidak ditemukan di hadist Nabi, Abu Bakar mengumpulkan tokoh terbaik untuk diajak duduk bersama musyawarah memutuskan bersama. Bukan mengambil keputusan sendiri seenaknya dan merugikan umat. "Beliau Abu Bakar Ash Sidiq sangat menyadari kelemahan dirinya sebagai manusia biasa, " seperti dikutip dari buku peradaban Islam. (Sus).

Kredit

Bagikan