Pengemis dan Gelandangan Serbu Sukoharjo Selama Ramadan, Masyarakat Resah

user
Ary B Prass 02 April 2023, 14:07 WIB
untitled

Krjogja.com - SUKOHARJO - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo gencarkan operasi penyakit masyarakat (pekat). Sasaran kegiatan seperti peredaran minuman keras (miras), prostitusi, judi, hingga gangguan keamanan dan ketertiban (Kamtibmas). Kegiatan dilakukan salah satunya setelah banyak keluhan masyarakat terkait jumlah Pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT) meningkat selama puasa Ramadan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP Sukoharjo Heru Indarjo, Minggu (2/4/2023) mengatakan, operasi pekat dilakukan baik oleh Satpol PP Sukoharjo sendiri maupun bersama dengan pihak terkait lainnya. Sasaran kegiatan digelar disemua wilayah dengan jam waktu secara acak

Operasi pekat dilaksanakan untuk menjaga Kamtibmas selama puasa Ramadan. Sasaran kegiatan seperti peredaran miras, prostitusi, judi, petasan, PGOT dan lainnya.

Hasil beberapa kali operasi pekat yang dilakukan Satpol PP Sukoharjo berhasil mengamankan sejumlah pelaku pelanggaran peredaran miras, PGOT dan beberapa orang pasangan tidak resmi yang kedapatan sedang dalam satu kamar.

Operasi pekat akan semakin digencarkan Satpol PP Sukoharjo mengingat jumlah pelanggaran selama ibadah puasa Ramadan cukup banyak. Satpol PP Sukoharjo menyebar anggota menyisir wilayah. Selain itu ada juga tindakan dilakukan berdasarkan laporan masyarakat.

"Terus kami jaga Kamtibmas puasa Ramadan dengan gencar melakukan operasi pekat bersama pihak terkait. Sasaran salah satunya peredaran miras termasuk PGOT," ujarnya.

Hasil penindakan terhadap peredaran miras seperti ditemukan Satpol PP Sukoharjo di wilayah Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto. Dikedua kecamatan tersebut ditegaskan Heru Indarjo memang rutin jadi sasaran operasi mengingat sering ditemukan pelanggaran dimana banyak jual beli miras jenis ciu.

Pelaku pelanggaran peredaran miras ditindak sesuai aturan berlaku. Selain itu miras yang didapat dilakukan penyitaan sebagai barang bukti.

"Beberapa kamar kos atau tempat rawan digunakan prostitusi atau pasangan tidak resmi juga disasar Satpol PP Sukoharjo," lanjutnya.

Satpol PP Sukoharjo menyasar tempat kos maupun penginapan dengan sasaran pasangan tidak resmi atau prostitusi seperti di wilayah Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Grogol dan Kecamatan Kartasura. Pihak pengelola juga diminta membantu melakukan pengawasan dan larangan kepada pasangan tidak resmi.

Heru Indarjo mengatakan, keberadaan PGOT tersebut sudah diketahui sejak awal puasa Ramadan beberapa hari kemarin. PGOT berkeliaran di jalan raya, pasar, parkiran pusat perbelanjaan, perumahan bahkan perkantoran. Petugas sudah melakukan penertiban dengan menangkap dan memberikan pembinaan pada para PGOT.

Satpol PP Sukoharjo juga sudah mengembalikan para PGOT ke daerah asal dan diminta tidak lagi berkeliaran di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Namun kenyataanya para PGOT tetap berkeliaran. Bahkan keberadaan mereka semakin banyak dengan mendatangi pusat keramaian.

"Kami menerima laporan keluhan masyarakat banyak PGOT berkeliaran. Satpol PP Sukoharjo sudah bergerak melakukan penertiban dan pembinaan," lanjutnya.

Dalam penertiban diketahui beberapa PGOT bahkan mengajak anak kecil untuk meminta uang pada masyarakat khususnya pengguna jalan dibeberapa tempat. Para PGOT tersebut lantas kabur begitu melihat ada penertiban dari petugas.

"Beberapa PGOT bahkan masuk ke perumahan dan perkampungan warga untuk meminta uang," lanjutnya.

Satpol PP Sukoharjo menyikapi keresahan masyarakat dengan serius. Sebab keberadaan PGOT tersebut juga rawan terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian mengingat banyak rumah warga dalam kondisi kosong ditinggal pemiliknya beraktivitas selama puasa Ramadan.

"Kami minta pada pengurus RT RW menjaga lingkungan jangan sampai ada rumah warga kosong jadi sasaran pencurian. Terkait PGOT terus kami lakukan penertiban," lanjutnya.

Satpol PP Sukoharjo juga berkoordinasi dengan petugas terkait lainnya untuk melakukan penertiban dan pembinaan terhadap PGOT. Sebab PGOT yang tertangkap tidak hanya ditangkap saja, melainkan juga mendapat pembinaan.

PGOT yang tertangkap dan sudah mendapatkan pembinaan didominasi dari luar daerah. Mereka sengaja datang masuk ke wilayah Kabupaten Sukoharjo untuk meminta uang dan menghindari kejaran petugas di daerah asal PGOT tersebut berasal. Beberapa PGOT bahkan meminta uang dengan cara paksa pada warga. Hal ini membuat resah warga.

Satpol PP Sukoharjo sudah berkoordinasi dengan Satpol PP di daerah lain di Solo Raya. Petugas sepakat saling membantu melakukan pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran PGOT berkeliaran. Salah satu bentu koordinasi tersebut dilakukan dengan patroli bersama di wilayah perbatasan.

Koordinasi juga dilakukan Satpol PP Sukoharjo dengan melibatkan para camat, lurah dan kepala desa. Mereka dilibatkan karena mengetahui kondisi di wilayahnya masing-masing. Petugas juga membuka layanan pengaduan dari masyarakat. (Mam)

Kredit

Bagikan