Krjogja.com - YOGYA - Batik adalah warisan budaya dunia tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO pada Tahun 2009. Batik memiliki motif khas di setiap daerah, karena berdasarkan data Kemdikbud setidaknya saat ini ada sekitar 5.849 motif batik di Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Salah satu motif batik yang digemari adalah Batik Jumputan.
Batik Jumputan Sekar Kinasih Patangpuluhan atau lebih dikenal dengan sebutan Paguyuban Sekar Kinasih adalah Kelompok Rintisan Usaha dibawah binaan DPMPPA Kota Yogyakarta yang memproduksi batik dengan Teknik Jumputan.
Paguyuban Sekar Kinasih adalah Kelompok Rintisan Usaha yang dikoordinatori oleh Feryartha Kusherawati dan memiliki anggota 20 wanita terampil yang memproduksi batik dengan Teknik jumputan.
"Kami memulai usaha pada tahun 2018, Batik Jumputan Sekar Kinasih berkembang menjadi Kelompok Usaha yang Go Digital, baik dalam hal pemasaran maupun transaksi. Dibawah binaan DPMPPA Kota Yogyakarta dan peran serta Bank BPD DIY dalam pengembangan usaha, lambat laun Paguyuban Sekar Kinasih mulai berkembang," kata Ketua (Koordinator) Paguyuban Sekar Kinasih, Feryartha Kusherawati di Yogyakarta, Minggu (21/5/2023).
[crosslink_1]
Perlu diketahui Paguyuban Sekar Kinasih adalah Juara Ketiga Kelompok Usaha Wanita Go Digital yang diadakan oleh TPAKD DIY bekerjasama dengan OJK DIY, Dinas Koperasi DIY dan Bank BPD DIY. Lomba tersebut mendorong Kelompok Usaha yang beranggotakan wanita-wanita terampil untuk tumbuh dan berkreasi dalam menjalankan usahanya, baik dalam pemasaran maupun akses digitalisasi.
Bank BPD DIY sebagai Bank yang memiliki concern dalam pengembangan UMKM, turut serta mendukung terselenggaranya Lomba Kelompok Usaha Wanita Go Digital.
Menurut Feryartha, dalam mengembangkan usaha yang dimiliki pihaknya sangat terbantu dengan adanya program dari Bank BPD DIY. Terutama KUR dan PEDE yang dapat diakses dengan mudah oleh setiap anggota. Apalagi bunga yang ditawarkan juga sangat ringan sehingga sangat membantu anggota Sekar Kinasih. Selain itu adanya fasilitas QRIS dan mBanking yang sangat membantu kami untuk bertransaksi jual beli.
"Dengan QRIS transaksi kapanpun dan dimanapun dapat dilakukan dan tidak ada biaya administrasi. Untuk itu kami menghimbau teman-teman UMKM lain yang belum mendapatkan fasilitas QRIS, untuk dapat segera mendaftar ke Bank BPD DIY guna mempermudah dalam berniaga di era digital," terangnya.
Sedangkan Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad mengungkapkan, Bank BPD DIY bersama TPAKD aktif melakukan pendampingan dalam menciptakan ekosistem digital kepada para pelaku UMKM yang merupakan UMKM Mitra Bank BPD DIY. Pendampingan UMKM dilakukan dalam berbagai aspek yaitu akses permodalan, akses digitalisasi pembayaran dan strategi promosi melalui sosial media.
[crosslink_2]
"Dengan terciptanya ekosistem digital, diharapkan jangkauan usaha UMKM juga semakin luas. Akses terhadap bahan baku semakin mudah didapat. Bank BPD DIY hadir dalam mendukung UMKM dalam kemudahan akses permodalan dan penyediaan akses pembayaran melalui Produk Digital Bank BPD DIY," terangnya.
Dalam kesempatan itu Pimpinan Desk Kredit Mikro Kecil dan Konsumer Bank BPD DIY Fera Mia Rosa menyatakan, Bank BPD DIY terus mendorong pengembangan UMKM. Khususnya kelompok usaha wanita dengan menciptakan ekosistem usaha digital, membuka akses keuangan, mengkampanyekan transaksi non tunai dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan produk layanan jasa keuangan.
"Upaya Bank BPD DIY untuk mendorong UMKM Perempuan Go Digitalisasi adalah bagian dari strategi untuk menekan adanya angka kemiskinan. Hal itu dilakukan karena ibu-ibu memiliki peran sangat sentral," ujarnya. (Ria)
