Krjogja.com - YOGYA - Nilai ekspor DIY pada Februari 2023 mencapai US$40,1 juta, naik 8,97 persen dibanding bulan sebelumnya, sebaliknya impor senilai US$9,9 juta turun 25,56 persen. Neraca perdagangan DIY Februari 2023 mengalami surplus US$30,2 juta, namun lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$37,1 juta.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto mengatakan nilai ekspor DlY Februari 2023 mencapai US$40,1 juta atau naik 8,97 persen dibanding Januari 2023. Dibanding Februari 2022 nilai ekspor turun sebesar 15,22 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor DIY Januari-Februari 2023 mencapai US$99,1 juta atau turun 22,40 persen dibanding periode yang sama dengan 2022.
"Ekspor terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS) US$13,6 juta, Jerman US$5,2 dan Jepang US$4,2 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 57,36 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa US$13,1 juta dan ASEAN sebesar US$0,7 juta," kata Sugeng di Yogyakarta, Selasa (4/4).
[crosslink_1]
Sugeng menyampaikan kenaikan terbesar ekspor Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan US$2,8 juta, perabot, penerangan rumah US$0,8 juta dan barang-barang rajutan US$0,4 juta. Menurut sektor, ekspor hasil pertanian Februari 2023 menunjukkan nilai sama dibanding Januari 2023. Sementara, ekspor hasil industri pengolahan naik 9,02 persen. "Dibanding Februari 2022, ekspor hasil pertanian menunjukkan nilai yang sama. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 15,29 persen," imbuhnya.
Lebih lanjut Sugeng menyatakan secara kumulatif, nilai impor Januari-Februari 2023 mencapai US$23,2 juta atau turun 18,88 persen dibanding periode yang sama 2022. Tiga negara pemasok barang impor terbesar Februari 2023 yaitu AS US$2,4 juta, China US$2,2 juta dan Korea Selatan US$1,5 juta. "Kenaikan impor terbesar dari AS sebesar US$1,3 juta dan penurunan terbesar dari China US$3,2 juta. Negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-Februari 2023 adalah China 32,33 persen," lanjutnya.
Tiga besar kelompok komoditas impor Februari 2023 adalah lokomotif dan peralatan kereta api US$2,3 juta, kain rajutan US$1,3 juta dan filamen buatan US$0,8 juta. Kenaikan impor golongan barang terbesar Februari 2023
dibandingkan Januari 2023 adalah lokomotif dan peralatan kereta api US$2,2 juta. Sedangkan penurunan terbesar adalah filamen buatan US$1,3 juta. "Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Februari 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya naik 250,00 persen pada barang konsumsi. Sementara bahan baku/penolong turun 8,42 persen dan barang modal naik 25,00 persen," pungkas Sugeng. (Ira)