JAKARTA, KRJOGJA.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka ekspor 2020 mencapai USD13,41 miliar pada Januari 2020. Adapun angka ekspor non migas sebesar USD12,61 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tiga besar negara yang menjadi tujuan ekspor produk non migas Indonesia masih dikuasai oleh China, Amerika Serikat dan Jepang dengan kontribusinya mencapai 38,41%. Adapun rinciannya masing-masing yakni USD2,1 miliar, USD1,6 miliar dan USD1,1 miliar.
"Pangsa ekspor tak berubah. Tetap ke Tiongkok biasanya bahan bakar minyak, besi dan baja bubur kayu dan pulp. Kemudian Amerika Serikat yakni pakaian dan aksesorinya bukan rajutan dan dalam bentuk rajutan serta mesin dan perlengkapan listrik. Ketiga Jepang," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Menurut Kecuk, sebenarnya ekspor non migas ke beberapa negara mengalami penurunan sebesar 9,15% atau turun USD211,9 juta. Sedangkan untuk ekspor ke India turun sebesar USD166,9 juta atau sekitar 14,57%.
Lalu untuk ekspor ke Malaysia turun USD165,5 juta atau turun 3,17%. Kemudian untuk ekspor ke Jepang juga mengalami penurunan USD45,8 juta atau 3,93%.
Selanjutnya ada ekspor ke Italia juga yang mengalami penurunan sebesar USD37,4 juta atau turun 20,98%. Dan terakhir adalah ekspor menuju Belanda yang turun USD24,5 juta atau 8,79%.
Sedangkan untuk menuju Singapura justru mengalami kenaikan 18,30% atau USD116,4 juta. Kemudian ekspor menuju Thailand dan Taiwan juga yang mengalami kenaikan masing-masing USD101,1 juta atau turun 30,38% dan USD37,9 juta 14,06%
Kemudian ekspor menuju Australia juga mengalami peningkatan sebesar 6,30% atau USD10,7 juta. Lalu yang terakhir adalah ekspor menuju Jerman yang naik USD1,9 juta atau sekitar 0,95%.
"Sementara ekspor ke Uni Eropa 28 negara pada Januari 2020 mencapai USD1,1 miliar turun 8,09% dibanding Desember 2019," jelasnya. (*)