JAKARTA (KRjogja.com) - Perdagangan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) global tercatat meningkat ke level tertinggi sejak akhir Perang Dingin. Hal ini lantaran adanya ketegangan geopolitik di beberapa daerah.
Studi yang dilakukan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mencatat bahwa lonjakan permintaan senjata ini dipicu oleh konflik di Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan serta ancaman dari Rusia ke negara tetangganya.
Adapun eksportir senjata terbesar di dunia, masih dipegang oleh Amerika Serikat (AS) dengan dominasi 33% dalam lima tahun terakhir. Sementara di posisi kedua, ditempati oleh Rusia dan ketiga adalah China.
Amerika telah melakukan ekspor setidaknya kepada 100 negara selama periode lima tahun terakhir, menguasai perdagangan secara signifikan lebih dari negara pengekspor lainnya. Dari semua ekspor dalam lima tahun terakhir, 47% berakhir di Timur Tengah. Pembeli utama adalah Saudi Arabia, UAE dan Turki. (*)