KRjogja.com - Dalam jagad perbankan Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah lama menjadi tonggak utama dalam melayani kebutuhan finansial masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil. BRI tidak hanya sekadar bank, tetapi juga merupakan institusi yang merakyat, dengan jaringan unit-unit tersebar hingga ke pelosok desa. Dan di balik layanan yang diberikan, ada sosok yang menjadi penghubung utama antara BRI dengan masyarakat yaitu mantri BRI.
Mantri BRI bukanlah sekadar pegawai BRI biasa. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam menghubungkan BRI dengan nasabahnya. Tugas mereka tidak hanya terbatas pada penanganan kredit di BRI Unit, tetapi juga sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan keuangan kepada masyarakat. Mereka menjadi narasumber utama dalam menjelaskan dan mempromosikan produk-produk BRI kepada masyarakat.
Pentingnya peran mantri BRI tercermin dalam kegiatan studi lapangan yang dilakukan oleh para mantri BRI ke sentra industri jamu tradisional di Dusun Kiringan, Canden, Jetis, Bantul. Pada Rabu, 17 April, sebanyak 30 peserta mantri BRI mengunjungi sentra industri jamu tradisional yang diklaim merupakan terbesar di Indonesia untuk melihat langsung proses produksi jamu tradisional Kiringan.
Para peserta studi lapangan ini bukanlah sembarang mantri BRI. Mereka adalah peserta pelatihan yang dilaksanakan sentra pendidikan BRI, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Kunjungan ini tidak hanya sebatas melihat proses produksi jamu, tetapi juga bertujuan untuk berinteraksi dengan para pedagang jamu yang merupakan anggota Koperasi Seruni Putih. Mereka berbagi ilmu dan pengalaman dengan para mantri BRI di wilayah Canden, terkait pengelolaan nasabah dan program-program yang dilaksanakan di wilayah tersebut.
Menurut Tri Jaka, yang merupakan PIC UMKM binaan dari BRI Cabang Bantul, menjadi seorang mantri BRI bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang solid dalam menjalankan tugas mereka. Seorang mantri BRI akan seringkali berurusan dengan masalah kredit, sehingga mereka harus menguasai ilmu penelitian kredit yang sesuai dengan jenis dan besar kredit yang mereka tangani, serta memahami hukum terkait.
Salah satu tugas penting seorang mantri BRI adalah menyalurkan pinjaman ultra mikro. Mereka bertanggung jawab melakukan analisis terhadap permohonan pinjaman yang diajukan melalui Agen BRILink. Mulai dari memeriksa kelengkapan dokumen hingga melakukan survei ke calon debitur untuk menilai kelayakan usahanya.
Danang, salahsatu peserta studi lapangan memberikan tips mudah dan berhasil bagi masyarakat yang ingin mengajukan kredit mikro kepada mantri BRI, ada beberapa tips agar prosesnya lancar dan tidak mengalami penolakan.
Pertama, pastikan untuk memiliki persyaratan dokumen yang lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kedua, siapkanlah data dan informasi yang jelas mengenai usaha yang akan didanai. Terakhir, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan mantri BRI terdekat untuk mendapatkan panduan dan arahan yang tepat.
"Masyarakat juga tidak perlu repot, karena pengajuan kredit kini bisa dilakukan secara online dengan mengapload syarat-syarat yang dibutuhkan dan pastikan semua lengkap ya sesuai kriteria pengajuan pinjaman. Masyarakat bisa mengakses www.bri.co.id atau melalui aplikasi BRImo di smartphone," katanya kepada KRjogja.com disela kegiatan.
Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono kepada KRjogja.com mengatakan mayoritas nasabah BRI berasal dari sektor UMKM. Kemampuan BRI menjangkau pelosok desa melalui para mantri sangat membantu perkembangan dan eksistensi usaha kecil.
"Sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), peran BRI tidak terbatas sebagai Lembaga intermediary keuangan, guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa," katanya.
UMKM sebagai penggerak ekonomi kerakyatan merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61% dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.