Krjogja.com - Jakarta - Kelompok pedagang pasar tradisional mengeluhkan kenaikan harga pangan yang terjadi di pasaran. Kenaikan harga terjadi mulai dari beras, gula, hingga daging sapi.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mencatat kenaikan harga ini terjadi imbas dari penanganan yang kurang tepat. Menurutnya, solusi yang diberikan pemerintah tidak sesuai dengan harapan pedagang.
"Contoh daging sapi, Ikappi sudah jauh-jauh hari memberikan solusi untuk memberikan subsidi daging kerbau kepada pedagang, tetapi faktanya itu tidak bisa dipenuhi sehingga harga tidak bisa dibendung," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (20/4/2023).
Tak hanya itu, Reynaldi mencatat kenaikan harga beras juga karena kurang penanganan. Solusi yang dimintanya adalah penyaluran beras hasio impor yang dilakukan Bulog ke pasaran. Namun, menurut temuannya, beras impor Bulog masih minim di pasaran sehingga tak berpengaruh banyak pada penurunan harga beras.
"Gula pasir juga mengalami kondisi yang sama mengalami kenaikan cukup tinggi dalam sejarat belum pernah gula pasir tembus Rp 17.000 dan hari ini tembus Rp 17.000 (per kilogram)," tegasnya.
Minyak Goreng hingga Cabai
Reynaldi menuturkan, komoditas lain yang naik seperti minyak goreng, bawang merah, hingga jenis cabai. Kemudian, ayam, telur, buah-buahan juga mengalami kenaikan harga.
Dikehatui, sejumlah bahan pangan ini kerap mengalami kenaikan harga jelang lebaran. Meski begitu, sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan kenaikan harga yang terjadi di pasaran tidak terlalu tinggi.
Melihat adanya tren kenaikan harga, Reynaldi meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi. Utamanya untuk menjaga harga di fase ketiga kenaikan harga atau pascalebaran 2023.
"Karena banyak pedagang yang tidak berdagang, banyak petani yang tidak panen karena masih libur lebaran sehingga ini yang akan berdampak pada harga karena supply dan demandnya tidak seimbang," ungkapnya. (*)