YOGYA, KRJOGJA.com - Nilai ekspor DIY mencapai USD 35,7 juta atau turun 7,51 persen selama Februari 2020 dibanding bulan sebelumnya. Sementara impor DIY sebaliknya mencapai USD 11,7 juta atau meningkat 28,57 persen pada Februari 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Heru Margono mengatakan, nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada Februari 2020 tercatat mencapai USD 35,7 juta. Nilai ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar USD 2,9 juta atau 7,51 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar USD 38,6 juta. Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Februari 2020 mencapai USD 74,3 juta atau meningkat 8,47 persen dibanding periode yang sama 2019.
"Tiga besar negara tujuan utama ekspor barang DIY selama Februari 2020 adalah Amerika Serikat (AS) dengan total nilai ekspor mencapai USD 11,6 juta, disusul Jerman dengan total nilai USD 3,7 juta dan Jepang dengan total nilai USD 3,3 juta," ujar Heru di Yogyakarta, Jumat (3/4/2020).
Heru menjelaskan Pakaian Jadi Bukan Rajutan (62), Perabot, Penerangan Rumah (94) dan Barang-barang Rajutan (61) merupakan tiga kelompok komoditas dengan nilai ekspor tertinggi pada Februari 2020 masing-masing sebesar USD 12,8 juta, USD 4,7 juta dan USD 3,4 juta.
"Khusus ASEAN, tiga besar negara tujuan ekspor Februari 2020 adalah Singapura dengan nilai USD 0,4 juta, kemudian Thailand USD 0,2 juta dan Vietnam USD 0,1 juta. Selama Februari 2020 , nilai ekspor turun USD 0,6 juta atau 40 persen dibanding Januari 2020. Nilai ekspor Januari-Februari 2020 naik sebesar 14,29 persen dibanding periode sama 2019. Singapura meningkat sebesar 44,44 persen dan Thailand 33,33 persen, sedangkan Vietnam turun 25 persen," ungkap Heru.
Sebaliknya, Heru mengungkapkan nilai impor DIY pada Februari 2020 mencapai USD11,7 juta atau naik 28,57 persen dibanding Januari 2020. Secara kumulatif, nilai impor Januari hingga Februari 2020 mencapai USD 20,8 juta atau naik 49,64 persen dibanding periode yang sama 2019. "Negara pemasok barang impor terbesar selama Februari 2020 adalah AS dengan nilai US$7,1 juta, Papua Nugini US$1,4 juta dan Taiwan US$0,6 juta," imbuhnya.
Lebih lanjut dituturkan Heru, Lokomotif dan Peralatan Kereta Api (86), Kopi, Teh, Rempah- rempah (09) dan Filamen Buatan (54) merupakan tiga kelompok komoditas dengan nilai impor tertinggi pada Februari 2020 masing-masing sebesar USD 7,1 juta, 1,4 juta dan USD 1juta.
Nilai neraca perdagangan DIY Februari 2020 mengalami surplus USD 24,0 juta. Nilai tersebut lebih rendah dibanding periode sama 2019 yang sebesar USD 27,0 juta. Demikian juga, neraca perdagangan Januari-Februari 2020 sebesar USD53,5 juta lebih rendah dibanding 2019 yang sebesar USD 54,5 juta.(Ira)