Ekonomi DIY Triwulan II 2021 Tumbuh 11,81 Persen

Ilustrasi. (dok)
YOGYA, KRJOGJA.com - Perekonomian DIY triwulan II 2021 dibanding triwulan II 2020 (yoy) tumbuh sebesar 11,81 persen. Pertumbuhan ini berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 6,88 persen. Tumbuhnya perekonomian tersebut didukung peningkatan kinerja hampir di seluruh kategori lapangan usaha.
"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori jasa lainnya mencapai 79,29 persen, disusul kategori penyediaan akomodasi dan makan minum 58,84 persen, jasa perusahaan 26,19 persen, transportasi dan pergudangan 22,89 persen dan konstruksi 21,54 persen. Sementara itu dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri merupakan komponen dengan pertumbuhan tertinggi 53,03 persen dan komponen pembentukan modal tetap bruto 19,03 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga 5,56 persen," tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto di kantornya, Kamis (5/8/2021).
Sugeng mengatakan perekonomian DIY berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2021 mencapai 36,62 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 26,49 triliun rupiah. Struktur ekonomi DIY dilihat dari distribusi persentase PDRB pada triwulan II 2021 lima urutan terbesarnya yaitu industri pengolahan 12,77 persen, informasi dan komunikasi (infokom) 10,29 persen, konstruksi 9,96 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum 9,72 persen dan jasa pendidikan 8,78 persen.
"Industri pengolahan masih menjadi kontributor utama bagi perekonomian DIY. Selain memberikan kontribusi persentase tertinggi, kategori ini juga mampu tumbuh 7,61 persen di triwulan II 2021. Hal ini menunjukkan besarnya peran industri pengolahan terhadap perekonomian DIY. Sementara itu, infokom sebagai penyumbang tertinggi kedua mampu tumbuh sebesar 18,39 persen," imbuhnya.
Kepala Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik BPS DIY Mainil Asni menyampaikan ekonomi DIY triwulan II 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,36 persen (qtq). Namun, kontraksi ini tidak sedalam dengan kontraksi di triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,66 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,55 persen, pertumbuhan ekonomi di triwulan ini berbalik arah.
"Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan 26,0 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen net ekspor antar daerah mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam 128,79 persen, diikuti komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga 3,35 persen," jelasnya. (Ira)
BERITA TERKAIT
SD Muhammadiyah Jogodayoh Juarai MUDABALI Cup
Tingkatkan Pengalaman Bersantap, INNSiDE by Melia Tunjuk Chef Muhammad Hatta
Duh.. Presiden AS Joe Biden Jatuh Lagi
Stigma Inflasi
Zodiak: Sedang Menjalin Hubungan dengan Cancer? Hindari Sikap Ini
Darmiah, Jamaah Tuna Netra Tak Patah Semangat ke Tanah Suci
Pemilu 2024, Ekonomi RI Positif
Artificial Intelligence Sahabat Terbaik Bisnis Modern? Masa Depan akan Membuktikannya
Peran Keterlibatan Karyawan dalam Meningkatkan Produktivitas Pada Era Bekerja Online
Jamaah Belum Pakai Ihram Perlambat Keberangkatan ke Makkah
Alhamdulillah Penyandang Disabilitas Bisa Tunaikan Haji
Api Dharma di Candi Mendut, Ratusan Bhikku Bacakan Paritta dan Doa
Anak 16 Tahun Jangan Dinikahkan
Pabrik Ekstasi di Semarang Digrebek, Jaringan Banten Dibongkar, Ribuan Pil Disita
Warga Tolak Kunjungan ICTOH ke Desa Tahap
Ribuan Jemaah Indonesia Salat Jumat Perdana di Masjidil Haram
Bulutangkis Piala GKR Hemas Tandingkan Semua Kelompok Umur
Mengenal Lebih Dekat Sakura School Simulator: Keajaiban Virtual Para Pemain Game
Pemkab Sukoharjo Berikan 1.140 Titik Bantuan Non Fisik
MWCNU Gamping Adakan Pelantikan Bersama Ranting dan Banom NU
Perdagangan Hewan Kurban Wajib Miliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan