Kuartal II/2020, Ekonomi Indonesia Minus 3,1 Persen

JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 diperkirakan minus 3,1 persen. Pertumbuhan negatif dikarenakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di banyak daerah yang memberi kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.
"Tekanan pada bulan April -Mei paling dalam karena ada PSBB dan kegiatan ekonomi hampir tidak jalan, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal II tahun ini merosot tajam, meenjadi -3,1 persen, sementara pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi masih positif “ kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada acara press conference APBN Kita, secara virtual di Jakarta, Selasa (16/6).
Menurut Sri Mulyani, di kawasan ASEAN, pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II juga diprediksi terjadi di Singapura dan Malaysia, yaitu masing-masing minus 6,8 persen dan 8,0 persen.Sementara, di negara maju, seperti AS diproyeksikan minus 9,7 persen, Inggris minus 15,4 persen dan Jerman minus 11,2 persen.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan negatif, menurut Sri Mulyani, pemerintah pemerintah terus berupaya agar Indonesia tidak mengalami resesi ekonomi. Pasalanya suatu negara dikatakan mengalami resesi ekonomi, apalagi dalam 2 kuartal berturut turut pertumbuhan ekonominya negatif.
Agar Indonesia tidak resesi ekonomi, maka mulai Juni 2020 ini pemerintah melakukan pelonggaran PSBB di berbagai daerah, tujuannya agar ekonomi mulai berjalan, sehingga diperkirakan pada kuartal ke III mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan mendekati 0 persen atau bahkan sudah positif dan pada kuartal ke IV diperkirakan pertumbuhan ekonomi sudah mulai positif.
"Technically kalau dua kuartal berturut-turut negatif memang resesi. Kan itu definisi resesi memang bahwa pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut negatif. Itu berarti ekonomi mengalami resesi. Nah kita kuartal I masih 3 persen , kuartal II mungkin negatif. Kita lihat di kuartal III, kita berharap bisa pulih mendekati nol, technically tidak resesi, dan kuartal IV sudah positif,” tegasnya. (Lmg)
BERITA TERKAIT
Tak Hanya Berkah, Puasa Arafah Jadi Ibadah Sunnah Penghapus Dosa
Data BPS Tunjukkan Jumlah Perokok Anak Turun di 2022
James Cameron Buka Suara, Jack Dawson Bisa Selamat di Film Titanic
Mau Tau Isi Goodie Bag Grammy Awards 2023? Ternyata Ada Gift Card Sedot Lemak
Curah Hujan Tinggi, BPBD Pantau Wilayah Rawan Bencana Alam
Lempeng Anatolia Picu Gempa Turki yang Sudah Renggut 1.600 Nyawa
Satu Abad NU, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Ulama Dunia Responsif Hadapi Isu Global
Setoran Dividen & Pajak BRI ke Negara Capai Rp136,5 Triliun
Wapres Minta AAL Adakan Pendidikan Terbaik untuk Taruna
Jika Diizinkan, Elon Musk Kirim Starlink ke Turki
Travex ATF Jadi Kesempatan Emas Kebangkitan Pariwisata DIY
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri