Gojek Tegaskan Komitmen Keamanan Melalui Inisiatif #AmanBersamaGojek

Diskusi Publik berjudul “Berinteraksi di Platform Digital dengan Aman dan Nyaman” di Fisipol UGM
YOGYA, KRJOGJA.com - Gojek, super app terdepan di Asia Tenggara, mempertegas komitmen terhadap keamanan bagi seluruh pengguna dan mitra melalui inisiatif #AmanBersamaGojek. Melalui tiga pilar yaitu teknologi, proteksi dan edukasi, Gojek menghadirkan keamanan dan keselamatan bagi seluruh pengguna ekosistem Gojek.
Ardhanti Nurwidya - Senior Manager Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Gojek, dalam Diskusi Publik berjudul “Berinteraksi di Platform Digital dengan Aman dan Nyaman” hari ini di Gedung Auditorium Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan keamanan dan keselamatan merupakan prioritas utama perusahaan karya anak bangsa tersebut. Berbagai investasi telah dialokasikan Gojek guna senantiasa menjaga keamanan dan kepercayaan pelanggan maupun mitra.
“Komitmen terhadap keamanan dan keselamatan kami tunjukkan dengan pemanfaatan teknologi terkini dan tercanggih untuk memberikan rasa aman saat menggunakan aplikasi Gojek serta pengadaan berbagai program proteksi baik bagi konsumen maupun mitra kami. Dua minggu lalu, kami telah meluncurkan Inisiatif #AmanBersamaGojek guna terus menunjukkan keseriusan kami,” ungkap Ardhanti.
Inisiatif Gojek tidak berhenti di dua pilar tersebut, perusahaan juga berinvestasi pada edukasi publik agar pelanggan dan mitra bisa mendapatkan manfaat paling optimal dari teknologi digital. Edukasi ini dilakukan melalui kolaborasi erat dengan pemerintah dan instansi akademik seperti CfDS Universitas Gadjah Mada.
Guna memastikan keamanan pengguna selama memanfaatkan aplikasi, Gojek ujar Ardhanti, telah memanfaatkan teknologi terkini dan canggih yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, serta dioperasikan oleh tim keamanan digital kelas dunia.
Serangkaian teknologi yang diberi nama Gojek SHIELD tersebut akan memastikan keamanan dari sebelum memulai perjalanan, selama perjalanan, dan pada saat darurat. Fitur tersebut diantaranya: penyamaran nomor telepon baik pengguna maupun mitra driver, fitur bagikan perjalanan, serta tombol darurat yang terhubung dengan Customer Care dan Unit Darurat yang siaga 24/7 dan mengadopsi perspektif korban.
Memanfaatkan machine learning, Gojek SHIELD mampu mencegah dan menindak setiap perilaku mencurigakan yang terjadi pada platform Gojek. Baru-baru ini, berkat deteksi dini yang dilakukan secara sistem, Gojek dapat memberikan bukti kepada pihak kepolisian di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengungkap sindikat kriminal pelaku order fiktif yang bekerja menggunakan aplikasi Fake GPS dan aplikasi modifikasi.
Lebih lanjut, Gojek juga telah menyiapkan berbagai langkah meminimalisir resiko di bawah pilar proteksi, mulai dari berbagai pelatihan hingga beragam jaminan perlindungan asuransi. Pelatihan yang diberikan meliputi pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pelatihan anti-kekerasan seksual, serta keselamatan berkendara.
Sedangkan di sisi perlindungan asuransi, Gojek telah dilengkapi dengan asuransi perjalanan di GoCar dan GoRide bersama Jasa Raharja dan Allianz; asuransi kehilangan dan kerusakan barang untuk layanan logistik GoSend dan GoBox; serta asuransi layanan GoLife. Dalam waktu dekat, Gojek juga akan meluncurkan program Jaminan Saldo GoPay Kembali untuk melindungi pengguna dari transaksi yang tidak sah.
Kolaborasi dengan Pemerintah untuk Edukasi Publik Tentang Keamanan Digital
Hasil riset Center for Digital Society (CfDS) UGM mengungkapkan bahwa banyak penipuan digital marak terjadi akibat rendahnya pemahaman pengguna akan keamanan digital, termasuk pentingnya mengamankan informasi pribadi seperti kode One Time Password (OTP), dan pentingnya waspada penipuan berbasis rekayasa sosial atau “manipulasi psikologis”[1].
Guna meningkatkan literasi digital bagi masyarakat, Gojek berkolaborasi erat dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) serta pemangku kepentingan lainnya termasuk Komisi I DPR, melalui edukasi publik tentang keamanan digital sepanjang tahun 2020.
Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemkominfo RI mengatakan, “Kondisi di Indonesia sangat unik. Pengguna internet sangat tinggi mencapai lebih dari 170 juta pengguna[2], namun tingkat literasi digital masyarakat kita masih tergolong rendah. Agar tak kehilangan momentum kita harus bekerja keras bersama-sama meningkatkan literasi digital masyarakat. Hal ini menjadi prioritas kami di Kominfo.”
Prioritas Kemkominfo RI dalam meningkatkan literasi digital, dilakukan seiring dengan akan terbitnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi sebagai payung hukum yang mengatur standar perlindungan data pribadi masyarakat. “Kami mengapresiasi langkah Gojek sebagai pemain di industri yang tanggap dalam melihat situasi ini dan memasukkan edukasi sebagai salah satu fokus melalui program peningkatan literasi digital bagi masyarakat luas yang berkelanjutan.“
Meutya Viada Hafid, Ketua Komisi I DPR RI, yang turut hadir di acara Diskusi Publik hari ini, mengatakan “Saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi, sehingga upaya peningkatan literasi digital oleh berbagai pihak sangatlah penting, salah satunya yang dilakukan Gojek saat ini. Upaya-upaya seperti ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengetahui bahwa menjaga keamanan data pribadi adalah tanggung jawab bersama.”
Meutya juga menambahkan bahwa seringkali banyak salah persepsi pada masyarakat Indonesia terkait penipuan online yang terjadi “Pemerintah bersama-sama dengan Komisi 1 DPR saat ini sedang membahas Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi. Besar harapan kami bahwa Undang-Undang ini dapat mengubah mindset masyarakat agar dapat lebih berhati-hati dalam menjaga data pribadinya masing-masing, termasuk dengan tidak membagi OTP maupun PIN.”
Kolaborasi Gojek dengan Kominfo dalam meningkatkan literasi digital akan menjadi langkah berkelanjutan yang dijalankan sepanjang tahun. Masyarakat, mitra, dan pelanggan akan mendapat akses edukasi dalam bentuk yang mudah dipahami seperti poster, infografis, kuis di aplikasi Gojek, maupun video iklan layanan masyarakat. Materi edukasi tersebut akan disampaikan melalui aplikasi Gojek, media sosial, forum kopdar mitra Gojek.
Gojek juga bekerjasama dengan CfDS UGM dalam mempublikasikan Kajian Peningkatan Kompetensi Keamanan Digital di Indonesia yang berfungsi sebagai panduan industri untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan digital selama menggunakan teknologi. (*)
BERITA TERKAIT
Tak Mau Diputusin, Pemuda Sebar Video Syur Mantan Pacar
Polres Sukoharjo Petakan Tempat Rawan Produksi Petasan
Pleno Daftar Pemilih Pemilu Tingkat Desa dan Kelurahan Selesai
Alasan Kucing Goyangkan Ekor dan Bokong Sebelum Terkam Mangsa
Pengendara Motor Onani Sambil Lihat Wanita Joging di Kampus Viral
Putri Charlotte Anak Terkaya di Dunia, Harta Rp 75 Triliun
Drummernya Cabut Ke SO7, Summerlane Ungkap Toxic Relationship di Lagu Heaven's Hell
Yayasan Rumpun Nurani Ajak Berbuka Puasa Ayah Difabel Pejuang Nafkah
MEGATRUH SOUNDSYSTEM: Meledakkan Dua Single Kolaborasi
Mahalini hingga Ndarboy Bakal Tampil, Summer Music Festival Ubah JEC Jadi Pantai
26 Universitas Seluruh Indonesia Ikuti OlympiAR, Undip Juara 1, Wakil DIY Peringkat 3
Donald Trump Akan Diadili Selasa Mendatang
Kisah Sukses Reseller, Dari Modal Kecil Hingga Jadi Miliarder
FEB UGM Menyapa Alumni, Diharapkan Menjadi Katalisator Kader
Penyampaian Laporan SPT Pajak Baru 11,97 Juta
G Sri Nurhantanto Kembali Jabat Rektor UAJY
Perang Sarung Merambah Pedesaan Bantul, 24 Remaja Digiring ke Polsek Dlingo
DPC Gerindra Salatiga Tidak Mengusulkan Calon Pj Walikota
Bioskop Mini Alternatif Lokasi Favorit Ngabuburit
CFD Karanganyar Libur Selama Ramadan
Jusuf Kalla Beri Ceramah Subuh di Masjid Husnul Khatimah Tamantirto