Ingin Berjualan di Marketplace Indonesia, Ini Tipsnya

user
agus 18 Februari 2017, 12:50 WIB
untitled

JAKARTA (KRjogja.com) - Pemerintah sedang getol meng-online-kan segala bentuk usaha demi memajukan ekonomi digital di Indonesia. Berbagai bentuk penjualan digital mulai dari menggunakan media sosial hingga marketplace kini marak digunakan di kota-kota besar.

Kendati demikian, e-commerce Indonesia bisa dibilang sedang tumbuh dan masih menghadapi berbagai tantangan. Apalagi untuk berjualan di market place, di mana pembeli bisa membandingkan harga dan layanan dengan sangat mudah, penjual tidak gampang mendapatkan perhatian pelanggan yang juga masih belajar tentang sistem penjualan baru tersebut.

Lalu bagaimana mengatasi tantangan tersebut? Kiko, salah satu penjual di marketplace Indonesia membagikan pengalamannya dengan Okezone, Jumat (17/2/2017). Berikut beberapa tipsnya:

Mengedukasi Pelanggan

Berbelanja online masih relatif baru untuk masyarakat Indonesia. Masih banyak pelanggan yang tidak mengetahui sistem jual beli di marketplace. Untuk itu, Kiko mengajak setiap penjual untuk sabar mengajari calon pembeli.

“Untuk pembeli baru yang tidak terbiasa dengan online shopping, harus terus-menerus dikasih penjelasan gimana sistem jual beli di marketplace, dan menyarankan untuk melakukan transaksi di marketplace, demi kenyamanan dan keamanan kedua belah pihak,” jelasnya.

“Jadi caranya harus konsisten dan berani bilang tidak untuk transaksi di luar marketplace, misalnya pembeli mau beli via WhatsAppp saja atau sejenisnya. Karena kalau di marketplace, transaksi kita ada record yang jelas dan sangat mendetail, berguna jika suatu waktu ada perselisihan atau hal-hal lain yang menyebabkan kegagalan transaksi,” lanjutnya.

Merapikan Inventori

Ketika pelanggan mulai berdatangan, Anda perlu bekerja secara efisien agar lebih optimal. Kiko menyarankan penjual di marketplace untuk merapikan invetori.

“Inventori itu sebenarnya masalah internal, untuk hal ini contohnya perlu merapikan kode barang, penempatan barang di rak, mengatur stok minimal, dll. Jadi dibikin semacam sistem supaya pekerjaan operasional bisa efektif dan efisien,” papar Kiko. (*)

Kredit

Bagikan