Cadangan Minyak RI Turun 20 Persen Per Tahun

user
tomi 02 September 2016, 16:32 WIB
untitled

BANDUNG (KRjogja.com) - Saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dengan kenyataan menipisnya cadangan minyak dan gas dalam beberapa tahun terakhir.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Ke giatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, produksi minyak mentah Indonesia akan turun rata-rata 20 persen per tahun. Bahkan, dalam 2-5 tahun ke depan hanya akan menyisakan 500.000 barel per hari (bph).

"Hal yang terberat saat ini adalah cadangan migas yang semakin tipis, sementara pencarian sumur baru sangat minim. Kalaupun dilakukan pengeboran, biasanya 90 persen hanya menghasilkan air, dan kandungan mi gasnya 10 persen saja,” ujar Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usa ha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Z Yunus pada Sosialisasi Industri Hulu Migas yang digelar Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Kan tor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Ia menyebutkan, beberapa tahun ke belakang, setiap sumur biasanya mampu memproduksi minyak mentah antara 1,2-1,5 juta barel per hari. Sementara saat ini, minyak Indonesia berada pada rata-rata produksi 830.000-850.000 bph. “Jumlah itu pun sudah dinilai baik. Kalau dulu kita masih bisa bicara produksi 1,2 juta-1,5 juta bph. Hampir sebagian besar pengeboran menghasilkan minyak. Kalau sekarang sebagian besar pengeboran yang keluar adalah air lebih dari separuh, sekarang 1.000 bph per lapangan sudah bagus,” katanya.

Taslim mengungkapkan, minimnya produksi yang rendah karena sumur-sumur tua yang tidak produktif. Di sisi lain, penemuan sumur baru yang memiliki nilai ekonomis sangat sedikit. Bahkan, kegiatan pengeboran sudah dihentikan karena sumber minyak yang semakin habis. Sebagai upaya lain, saat ini produksi minyak mentah lebih mengandalkan kilang lepas pantai atau offshore. (*)

Kredit

Bagikan