Produksi Naik, Harga Minyak Melorot

user
tomi 06 Juli 2016, 14:06 WIB
untitled


TOKYO (KRjogja.com) - Harga minyak turun di perdagangan Asia di tengah gejolak pasar yang khawatir atas dampak ekonomi dari Brexit. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan semakin melambat seiring adanya Brexit.

Harga minyak naik hampir 80 persen dari posisi terendah 12 tahun dari sekira USD27 per barel untuk Brent dan USD26 per barel untuk minyak mentah AS pada kuartal pertama dan guncangan terjadi setelah Brexit memberikan pukulan pada pertumbuhan global.

"Anda memiliki penguatan dolar, risk aversion meningkat karena Brexit saga sedang berlangsung dan kemudian ada aspek penawaran dan permintaan yang mempertimbangkan atas semua ini," kata analis pasar forex.com, Fawad Razaqzada, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/7/2016).

Minyak mentah AS turun 31 sen ke USD46,29 per barel, seiring investor AS mencerna berita peningkatan produksi OPEC setelah liburan 4 Juli. Sedangkan minyak berjangka Brent turun 31 sen menjadi USD47,65. per barel.

Rebound minyak mentah telah didorong oleh turunnya pasokan dari Kanada ke Nigeria yang menciptakan persepsi bahwa kelebihan pasokan selama dua tahun kemungkinan berkurang.

Tapi produksi minyak OPEC pada Juni tercatat sebagai yang tertinggi dalam sejarah, dan industri minyak Nigeria pun telah pulih dari serangan militan. (*)

Kredit

Bagikan