Pesantren Bisnis Indonesia Gelar Pelatihan ke-19

user
tomi 24 Maret 2018, 09:36 WIB
untitled

MEMBANGUN  bisnis dimulai dari membangun diri, ditopang keluarga. Setelah bisnis terbangun dan berkembang, 'link' pasar diperluas, seorang pebisnis turut membangun dan membela ekonomi umat.

Hal itu disampaikan Ustaz Arif Abu Syamil 'founder' Pesantren Bisnis Indonesia (PBI) di sela acara Business Basic Training (BBT) angkatan ke-19 di Kompleks Youth Centre Sleman.

Menurut Ustaz Arif diri yang inovatif, tidak ketinggalan zaman alias selalu update skill dalam bisnis dan leadership juga spiritualitas masih harus ditopang keluarga. Sebaliknya, bila keluarga tidak terbangun dapat terjadi ketimpangan.

"Bisnis sukses tapi keluarga berantakan atau sebaliknya. Karena itulah, diri dan keluarga harus dibangun sebelum bisnis dibangun.

Family is number one client. Banyak pebisnis hanya jalan apa adanya. Agar bertambah kuat selain ditopang kapasitas diri dan keluarga, pelaku usaha harus memahami dan menjalani tahapan membangun bisnis disertai ilmu yang benar. Dalam bisnis ada blue print yang jelas. Tidak hanya mengalir begitu saja,” kata Arif.

Ustaz Arif menjelaskan diri, keluarga, bisnis dan umat harus ditempatkan dalam porsi yang sebangun. Tidak terpisahkan satu sama lain. Profesi sebagai pengusaha kerjanya nolong orang dijadikan slogan PBI. "Bisnis tak semata bertujuan mencari duit dan untung namun harus memberi nilai kebaikan dalam kehidupan."

Diceritakan Arif perihal terbentuknya PBI diawali dirinya kerapkali bertemu orang yang menyandang masalah. Permasalahan utang, bisnis, keluarga dan masalah anak. Dia pun menggagas sebuah workshop bisnis yang dikemas dengan nama pesantren bisnis. Dimulai dari kota Purwokerto beberapa tahun lalu.

Ketua Korwil PBI DIY Budi Santoso menjelaskan BBT kali ini diikuti 350 peserta dari 2000-an pendaftar, diikuti peserta dari seluruh Indonesia. Dalam BBT selain membangun mentalitas juga diisi mentoring bisnis oleh sejumlah 'coach'. Peserta dibekali pemahaman bahwa bisnis tak semata untung rugi tapi juga urusan surga neraka.

"Kami berkeinginan negara tambah maju seiring bertambahnya jumlah entrepreneur. Persentase entrepreneur di negeri kita belum ada satu persen sementara Malaysia kekuatan ekonomi ditopang enam persen warganya yang berwirausaha. Seorang entrepreneur punya prinsip membuat orang lebih maju darinya tidak hanya berpikir bagaimana usahanya maju,” ungkap Budi Santoso.

BBT dikatakan Budi Santoso tiap kali diselenggarakan selalu menarik minat besar, jumlah pendaftar dengan yang diterima terpaut jauh. “Peserta kami gratiskan. Biaya acara dari para alumnus, kami selenggarakan secara gotong-royong. Alumnus PBI jumlahnya sudah mencapai 10 ribu orang untuk semua angkatan,” jelasnya. (Tom)

Kredit

Bagikan