Pesantren Bisnis Indonesia Gelar Pelatihan ke-19

Istimewa
MEMBANGUN bisnis dimulai dari membangun diri, ditopang keluarga. Setelah bisnis terbangun dan berkembang, 'link' pasar diperluas, seorang pebisnis turut membangun dan membela ekonomi umat.
Hal itu disampaikan Ustaz Arif Abu Syamil 'founder' Pesantren Bisnis Indonesia (PBI) di sela acara Business Basic Training (BBT) angkatan ke-19 di Kompleks Youth Centre Sleman.
Menurut Ustaz Arif diri yang inovatif, tidak ketinggalan zaman alias selalu update skill dalam bisnis dan leadership juga spiritualitas masih harus ditopang keluarga. Sebaliknya, bila keluarga tidak terbangun dapat terjadi ketimpangan.
"Bisnis sukses tapi keluarga berantakan atau sebaliknya. Karena itulah, diri dan keluarga harus dibangun sebelum bisnis dibangun.
Family is number one client. Banyak pebisnis hanya jalan apa adanya. Agar bertambah kuat selain ditopang kapasitas diri dan keluarga, pelaku usaha harus memahami dan menjalani tahapan membangun bisnis disertai ilmu yang benar. Dalam bisnis ada blue print yang jelas. Tidak hanya mengalir begitu saja,” kata Arif.
Ustaz Arif menjelaskan diri, keluarga, bisnis dan umat harus ditempatkan dalam porsi yang sebangun. Tidak terpisahkan satu sama lain. Profesi sebagai pengusaha kerjanya nolong orang dijadikan slogan PBI. "Bisnis tak semata bertujuan mencari duit dan untung namun harus memberi nilai kebaikan dalam kehidupan."
Diceritakan Arif perihal terbentuknya PBI diawali dirinya kerapkali bertemu orang yang menyandang masalah. Permasalahan utang, bisnis, keluarga dan masalah anak. Dia pun menggagas sebuah workshop bisnis yang dikemas dengan nama pesantren bisnis. Dimulai dari kota Purwokerto beberapa tahun lalu.
Ketua Korwil PBI DIY Budi Santoso menjelaskan BBT kali ini diikuti 350 peserta dari 2000-an pendaftar, diikuti peserta dari seluruh Indonesia. Dalam BBT selain membangun mentalitas juga diisi mentoring bisnis oleh sejumlah 'coach'. Peserta dibekali pemahaman bahwa bisnis tak semata untung rugi tapi juga urusan surga neraka.
"Kami berkeinginan negara tambah maju seiring bertambahnya jumlah entrepreneur. Persentase entrepreneur di negeri kita belum ada satu persen sementara Malaysia kekuatan ekonomi ditopang enam persen warganya yang berwirausaha. Seorang entrepreneur punya prinsip membuat orang lebih maju darinya tidak hanya berpikir bagaimana usahanya maju,” ungkap Budi Santoso.
BBT dikatakan Budi Santoso tiap kali diselenggarakan selalu menarik minat besar, jumlah pendaftar dengan yang diterima terpaut jauh. “Peserta kami gratiskan. Biaya acara dari para alumnus, kami selenggarakan secara gotong-royong. Alumnus PBI jumlahnya sudah mencapai 10 ribu orang untuk semua angkatan,” jelasnya. (Tom)
BERITA TERKAIT
Berkedok 'Valet Parking' Hotel Bawa Kabur Mobil HRV
Sambut Ramadan, Komunitas Guru Gugus 8 Depok Gelar Bazar
Perdebatan Hisab dan Rukyat Sudah terjadi di Zaman Belanda
Padusan di Telaga Kusuma, Pengunjung Disambut Live Music
AMI Bertekad Implementasikan Sapta Karsa
Sadisnya Pelaku Mutilasi Pakem, Usai Membunuh Mampir Makan di Warmindo
Suasana Puasa Zaman Kolonial Belanda, Satu Bulan Sekolah Libur
Organisasi Berbasis Digital, Jadilah Kupu-kupu
Lulusan STPMD 'APMD' Dituntut Proaktif dan Aplikasikan Ilmu di Masyarakat
Pelaku Mutilasi Sempat Tulis Surat, Kita Bisa Bertemu di Penjara atau Akhirat
Berangkat Mijit Pelanggan, Malah Curi Motor
BRI Terkoneksi SIPD, Mudahkan Pengelolaan Transaksi Keuangan
Imam Sudjarwo Terpilih Ketum Ketiga kalinya
Oknum Kepsek dan Korwil Disdik di Wonogiri Bikin Foto Asusila
497 ASN Pemkab Sukoharjo Terima SK Kenaikan Pangkat
Sosialisasi Dan FGD Menyikapi Erupsi Merapi Terkini
Wonogiri Sudah Siap Sambut Arus Mudik
Disparpora Gelar Pelatihan Kuliner Khas Merapi - Merbabu
PLN Siap Amankan Pasokan Listrik di DIY
Polisi Jerat Pelaku Mutilasi Pakem dengan Hukuman Mati
Sudah Saling Kenal, Polisi Ungkap Motif Pelaku Bunuh dan Mutilasi Korban di Pakem