Perlonggar Kredit, BI Naikkan Rasio Intermediasi Makroprudensial

istimewa
YOGYA, KRJOGJA.com - Bank Indonesia menaikkan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80-92% menjadi 84-94 persen untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha. Kenaikan RIM tersebut akan berlaku 1 Juli 2019. Tujuan dinaikkannya RIM tersebut agar perbankan bisa penyaluran kredit lebih besar lagi. Diperkirakan tahun 2019 ini pertumbuhan kredit mencapai 12 persen.
"Dengan dilonggarkannya RIM ini akan menjadi relaksasi bagi perbankan untuk lebih gencar menyalurkan kredit, BI masih mempertahankan target pertumbuhan kredit di 10-12 persen, ,” kata Deputi Direktur Kebijakan Makroprudensial BI, Ita Rulita pada acara pelatihan wartawan yang diselenggarakan BI di Yogyakarta, Jumat-Minggu, 22-24 Maret 2019.
Menurutnya, walaupun ada kenaikan RIM, namun perbankan tidak langsung untuk mencairkan kredit. Pasalnya perbankan akan melakukan persiapan dan perhitungan penyaluran kredit yang akan dilakukan.
Namun diharapkan, dengan dilonggarkannya RIM, kita ingin perkuat sinyal ke perbankan untuk dorong kredit. Walaupun ini hanya salah satu sinyal untuk pertumbuhan ekonomi. “Kredit perbankan menjadi alat untuk BI memberikan stimulus kepada perekonomian, sebagai sinyal bahwa kebijakan makroprudensial BIbtelah akomodatif atau pro pertumbuhan ,” tegasnya.
Sementara itu Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI IGP Wira Kusuma mengatakan, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, BI terus fokus mendorong permintaan domestik. Terlebih, saat ini kondisi perekonomian global diprediksi masih akan mengalami perlambatan. “Kami fokus mendorong permintaan domestik agar tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Hal itu dilakukan mengingat perekonomian global diprediksi akan melambat.,” ujarnya.
Menurutnya, BI akan fokus memperkuat stabilitas eksternal untuk mendorong permintaan domestik. Dengan stabilitas eksternal juga membuat bank sentral mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini.
“Permintaan domestik jadi fokus. Jadi berdasarkan hal tersebut kebijakan yang disampaikan perkuat stabilitas eksternal yang jadi prioritas BI dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. (Lmg)
BERITA TERKAIT
Yuk Lur, Nikmati Durian Gempolan di Bendungan Gondang Karanganyar
Masjid Jogokariyan Yogyakarta Siap Kirim Relawan ke Turki
Bleyeran Motor di Pos Ronda Niten Nogotirto Berujung Maut
Kejari Sleman Tangani Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata
278 Atlet Ditarget Peroleh 30 Emas di Porprov Jateng
Panglima TNI Pastikan Tak Ada Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB
Piala Asia 2023, Posisi Shin Tae-yong Belum Aman
Dirut BRI: Alhamdulillah Untung dan Slamet, Laba Rp 51,4 Triliun
Jalan Rusak Ditanami Pisang, DPU Pastikan Segera Diperbaiki
Lima Negara ASEAN Usulkan Kebaya ke ICH UNESCO Sebagai Nominasi Bersama Tahun 2023
Menpora Zainudin Amali Terpilih Penerima UNS Award 2023
Viral Kejahatan Jalanan di Titik 0 Km Yogya, Polisi Kejar Para Pelaku
PSS vs Persik Digelar Tanpa Penonton, Kim Kurniawan Ungkap Curahan Hati
Presiden Jokowi: TNI-Polri Jaga Kondusivitas di Tahun Politik
ASN Klaten Terancam Tak Dapat Beras Srinuk
Merapi Luncurkan Awam Panas, Boyolali Rasakan Hujan Abu
Pagi Ini Gunung Merapi Kembali Gugurkan Awan Panas
Karyawan Hotel Harus Cepat Tanggap Menangani Bencana Kebakaran
Pemkot Salatiga Bantu Ratusan Mahasiswa Papua Kehabisan Bekal
Dimodali Rp10 Juta, Muhammadiyah Bisa Punya Aset Rp6,3 M
Makan Malam Romantis di Grand Kangen Hotel Urip Sumoharjo Yogyakarta