Bahana: Penjualan Mobil Diperkirakan Belum Pulih Hingga Akhir 2019

Liputan6.com
JAKARTA, KRJOGJA.com – Daya beli masyarakat yang semula diproyeksikan akan semakin pulih memasuki tahun ini, ternyata belum sekuat yang diperkirakan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini, lebih rendah dari perkiraan pasar.
Tingginya ekspektasi pasar karena saat tahun pemilu biasanya konsumsi masyarakat meningkat sejalan dengan pencairan bantuan sosial yang diberikan pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,07% selama kuarta pertama 2019, hanya sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh sebesar 5,06%, sedangkan konsensus pasar memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sekitar 5,2% .
Belum kuatnya konsumsi masyarakat, juga tercermin dari data penjualan mobil yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selama kuartal pertama tahun ini. Gaikindo mencatat penjualan mobil dari pabrikan ke dealer atau wholesale turun 13,1%, selama Januari-Maret 2019, atau sebanyak 253.863 unit, dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 292.031 unit.
Menurut Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus, lemahnya penjualan mobil selama kuartal pertama tahun ini, tidak terlepas dari pengaruh belum pulihnya konsumsi masyarakat, pelemahan rupiah dan harga komoditas yang turun. "Secara musiman, pada kuarta kedua ada sedikit perbaikan, dan pada kuarta keempat biasanya tumbuh lebih kencang, namun secara keseluruhan tahun ini, penjualan mobil diperkirakan belum akan mengalami kenaikan atau penjualan mobil bakal sama dengan tahun lalu,’’ papar Anthony.
Penjualan mobil bisa naik hingga double digit, bila ekonomi tumbuh sekitar 7%, tambahnya. Selain masih rendahnya konsumsi masyarakat, produsen mobil juga bersaing cukup ketat dengan masuknya pemain dan varian baru dengan harga yang cukup bersaing, seperti keluaran Wuling, Mitsubishi Expander dan Nissan.
Ekspansi Wuling mendapat respon yang positif dari masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan sekitar 2% dalam setahun terakhir. Bahkan Wuling sudah menyediakan layanan pembiayaan untuk memberi kemudahan akses bagi pelanggannya untuk bisa membawa pulang mobil besutan Cina ini.
Wuling sudah mencatat Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) hingga 2.000 unit untuk produk terbarunya Wuling Almaz pada April 2019, dengan total penjualan sejak peluncuran pada Februari 2019, telah mencapai 980 unit. Nissan masih menawarkan diskon sekitar 2% untuk Nissan Livina dan Serena model terbaru. Mitsubishi juga masih memberikan diskon sekitar 1% varian Xpander, demi mempertahankan market share. Namun Bahana memperkirakan sepanjang tahun ini, perang diskon untuk mendongkrak penjualan mobil sudah akan berkurang signifikan karena para produsen mobil mulai menjaga margin.
Astra International sebagai produsen mobil terbesar di Indonesia, tidak lagi gencar memberikan diskon untuk mendongkrak penjualan mobil, namun mengambil strategi dengan mengeluarkan model terbaru untuk merk Avanza dan Xenia. Hal ini terbukti cukup berhasil, karena market share perusahaan berkode saham ASII ini, naik menjadi 53%, pada kuartal pertama 2019, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 49%.
Bahana masih merekomendasikan Beli untuk saham ASII dengan target harga Rp 8.300/saham. Sekuritas milik Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini, memperkirakan pendapatan hingga akhir 2019 naik sekitar 4% menjadi Rp 249,3 triliun, dan laba bersih diperkirakan naik sekitar 5% secara tahunan menjadi Rp 23 triliun. (*)
BERITA TERKAIT
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah
Terkait Produk Hasil Defortasi, Indonesia-Malaysia Siap Lawan Uni Eropa
Siswa PKL SMKS Perindustrian Yogyakarta Kini Dapat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
Jatuh 5 Februari 2023, Begini Sejarah Tradisi Cap Go Meh
Lanjutkan Kiprah di Abad ke-2 Usianya, NU Harus Semakin Berkontribusi Untuk Dunia
YIA Siap Sambut Kedatangan Delegasi ATF 2023
Cegah Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Perlu Menyesuaikan HPP
Sepak Bola Indonesia Sudah Terlalu Lama Kotor
Peringkat Korupsi Dunia, Indonesia Anjlok ke Posisi Nomor 110
BRI Kembali Buka Kesempatan Beasiswa S2 Bagi Journalist
Mayora Group Career Exhibition Pasar Kerja Diwarnai Ketidaksesuaian
Pariwisata Pulih, Kunjungan Wisman ke DIY Naik Tiga Kali Lipat Pada Desember 2022