Investasi Asing Dorong Ekonomi Digital RI

user
tomi 02 Agustus 2019, 19:13 WIB
untitled

JAKARTA, KRJOGJA.com - Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Lembong memperkirakan bahwa peluang investasi asing di industri yang mendukung perkembangan ekonomi digital akan lebih dimudahkan selama masa kepemerintahan Presiden Jokowi yang kedua.

Hal ini dikemukakan dalam sebuah perbincangan podcast bersama dengan editor regional Oxford Business Group untuk Asia, Patrick Cooke. Thomas Lembong juga mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengalami perkembangan ekonomi digital yang sangat fantastis.

“E-commerce, pariwisata, dan lifestyle merupakan tiga mesin penggerak perekonomian baru di Indonesia yang telah mengambil alih peran komoditas minyak sawit dan mineral, dan ketiganya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan PDB tahunan di atas 5%. Sektor-sektor yang mendukung mesin pertumbuhan baru ini, seperti transportasi dan logistik, diperkirakan akan dibuka lebih luas untuk investasi asing, ”kata Lembong.

Perbincangan podcast ini dilakukan di kantor pusat BKPM, Jakarta saat Patick Cooke berkunjung ke ibu kota untuk bertemu dengan sejumlah mitra perusahaan dan melakukan penilaian terhadap iklim bisnis di dalam negeri seusai Pemilu 2019 dan terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai kepala negara.

Akrab disapa Jokowi, Presiden telah berjanji untuk mendorong perkembangan infrastruktur selama lima tahun ke depan dan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia serta meningkatkan lingkungan usaha. Dalam kabinet Jokowi berikutnya, Presiden ingin memiliki orang-orang yang beliau sebut sebagai implementer (pelaksana) dan executors (eksekutor). Selama masa jabatan pertamanya, Presiden Jokowi juga telah menerbitkan 16 paket kebijakan ekonomi.

Paket kebijakan yang terbaru telah diterbitkan pada November 2018 lalu dan diharapkan akan membuka lebih banyak kesempatan bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia. Lebih lanjut, sektor pendidikan perguruan tinggi akan dibuka lebih luas untuk investasi asing dengan harapan dapat mendukung misi pemerintah dalam mengatasi kurangnya SDM terampil di Indonesia.

“Peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan paparan internasional dapat membuahkan begitu banyak manfaat bagi Indonesia. Hal ini sangat sederhana, namun penerapannya cukup menantang. Di sinilah Indonesia akan membutuhkan bantuan dari para pakar teknologi yang dapat membawa perubahan serta para generasi muda idealis yang akan menjadi PNS, gubernur, walikota, dan camat di masa depan untuk mencapai tujuan negara. ” ujar Thomas Lembong dalam perbincangan podcast ini.

Saat pertama kali terpilih sebagai kepala negara pada tahun 2014, Presiden Jokowi menargetkan kenaikan PDB tahunan sebesar 7%. Sayangnya, pertumbuhan perekonomian dalam negeri hanya mencapai sekitar 5% selama masa jabatan pertamanya. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kepada Dewan Perwakilan Rakyat bahwa potensi pertumbuhan PDB tidak akan melebihi 5,5% tanpa adanya reformasi struktural. (*)

Kredit

Bagikan