BPS Harap Rusuh Papua tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

istimewa
JAKARTA, KRJOGJA.com - Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto berharap dampak kerusuhan di Papua dan Papua Barat, tidak terlalu besar bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Namun bila melihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Papua mencapai -23 persen. Namun penyebab utamanya dari sektor pertambangan.
“Dampak kepada pertumbuhan ekonomi di Papua karena kerusuhan belum terlihat. Namun bila melihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Papua mencapai -23 persen. Namun penyebab utamanya dari sektor pertambangan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Senin (02/09/2019).
Sementara untuk tingkat inflasi di Papua, Suhariyanto mengatakan, , pada bulan Agustus 2019, Papua tidak ikut mengeluarkan rilis tingkat inflasi tetapi telah dicatat sebesar deflasi 0,14 persen. Sedangkan di Merauke juga mengalami deflasi -0,18 dan Jayapura deflasi -0,14 persen. "Di Papua terjadi deflasi, karena harga komoditas dan tarif angkutan udara mengalami penurunan,” tegasnya.
Sementara untuk laju inflasi pada bulan Agustus 2019 sebesar 0,12 persen. Inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan Juli 2019 yang mencapai 0,31 persen.
"Inflasi pada bulan Agustus 2019 sebesar 0,12 persen. Inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan Juli 2019 yang mencapai 0,31 persen,” katanya.
Rendahnya inflasi kali ini karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga serta banyak daerah yang mengalami deflasi. Dari 82 kota yang dicatat BPS, hanya 44 kota yang mengalami inflasi sedangkan 38 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kudus sebesar 0,82 persen dan terendah terjadi di Tasikmalaya, Madiun dan Pare-Pare masing-masing sebesar 0,04 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,10 persen dan terendah terjadi di Tegal dan Palopo masing-masing sebesar 0,02 persen.
Dijelaskan, adapun penyebab utama inflasi karena adanya kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, emas dan uang sekokah. Sedangkan yang menghambat inflasi adalah turunnya tarif batas atas angkutan udara, turunnya harga bawang merah dab bawang putih, serta turunnya harga sayuran terutama tomat. (Lmg)
BERITA TERKAIT
Tak Mau Diputusin, Pemuda Sebar Video Syur Mantan Pacar
Polres Sukoharjo Petakan Tempat Rawan Produksi Petasan
Pleno Daftar Pemilih Pemilu Tingkat Desa dan Kelurahan Selesai
Alasan Kucing Goyangkan Ekor dan Bokong Sebelum Terkam Mangsa
Pengendara Motor Onani Sambil Lihat Wanita Joging di Kampus Viral
Putri Charlotte Anak Terkaya di Dunia, Harta Rp 75 Triliun
Drummernya Cabut Ke SO7, Summerlane Ungkap Toxic Relationship di Lagu Heaven's Hell
Yayasan Rumpun Nurani Ajak Berbuka Puasa Ayah Difabel Pejuang Nafkah
MEGATRUH SOUNDSYSTEM: Meledakkan Dua Single Kolaborasi
Mahalini hingga Ndarboy Bakal Tampil, Summer Music Festival Ubah JEC Jadi Pantai
26 Universitas Seluruh Indonesia Ikuti OlympiAR, Undip Juara 1, Wakil DIY Peringkat 3
Donald Trump Akan Diadili Selasa Mendatang
Kisah Sukses Reseller, Dari Modal Kecil Hingga Jadi Miliarder
FEB UGM Menyapa Alumni, Diharapkan Menjadi Katalisator Kader
Penyampaian Laporan SPT Pajak Baru 11,97 Juta
G Sri Nurhantanto Kembali Jabat Rektor UAJY
Perang Sarung Merambah Pedesaan Bantul, 24 Remaja Digiring ke Polsek Dlingo
DPC Gerindra Salatiga Tidak Mengusulkan Calon Pj Walikota
Bioskop Mini Alternatif Lokasi Favorit Ngabuburit
CFD Karanganyar Libur Selama Ramadan
Jusuf Kalla Beri Ceramah Subuh di Masjid Husnul Khatimah Tamantirto