Daging Ayam Kerek Inflasi Oktober 0,02

ilustrasi (Dok)
JAKARTA, KRJOGJA.com - Laju inflasi pada bulan Oktober 2019 sebesar 0,02 persen. Inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga komoditas yang naik tipis. Adapun tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2019 sebesar 2,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) sebesar 3,13 persen.
"Inflasi kita terkendali, dan tinggal 2 bulan lagi, semoga target inflasi kita tahun ini tercapai,” kata Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Jumat (1/11)
Adapun komponen inti pada Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Oktober) 2019 sebesar 2,80 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) sebesar 3,20 persen.
Dikatakan, inflasi tersebut karena kenaikan harga komoditas antara lain yakni harga daging ayam ras yang menyumbang andil 0,05 persen pada inflasi dan bawang merah yang menyumbang inflasi 0,02 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga yakni cabai merah dengan menyimbang inflasi 0,09 persen. Bahkan cabai merah mengalami penurunan harga di 56 kota, misalnya di Palembang mengalami penurunan 28 persen, Lampung mengalami penurunan 23 persen.
Kemudian harga telur ayam ras yang menyimbang inflasi 0,03 persen, cabai rawit menyimbang inflasi 0,02 persen dan sayuran. 0,01 persen.
Dikatakan, dari 82 kota yang di survei, 43 kota mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,22 persen dan terendah terjadi di Pematangsiantar, Tual, dan Ternate masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar 0,69 persen dan terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen.
Dijelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,45 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen; kelompok sandang sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,10 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,41 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen. (Lmg)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru