19 Juta Orang Jadi Korban Investasi Bodong

user
tomi 03 Juni 2019, 14:20 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Investasi bodong masih marak di Tanah Air hingga saat ini. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah korban investasi bodong secara nasional mencapai 19 juta orang dengan jumlah nominal luar biasa sebesar Rp 105 triliun dalam kurun waktu 10 tahun sejak 2007 hingga 2017. Melihat kodisi tersebut, sosialisasi dan edukasi wahana investasi yang baik kepada seluruh masyarakat harus digencarkan hingga pelosok.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY Irfan Noor Riza mengatakan kasus investasi bodong ternyata masih ada dengan nominal yang cukup fantastis hingga ratusan triliun, tidak terkecuali di DIY sampai saat ini. Melihat tingginya dan

maraknya investasi bodong, artinya masyarakat Indonesia masih belum teredukasi dengan baik dan membutuhkan wahana investasi tetapi tidak mengetahui wahana investasi dengan baik sehingga terjebak dengan iming-imingi dan segala macamnya.

"Budaya masyarakat di Indonesia masih cenderung instan sehingga mudah tergiur dengan iming-imingi keuntungan yang tinggi dalam

waktu secepatnya. Sangat disayangkan sosialisasi dan edukasi perihal wahana investasi yang masih terbatas, sehingga kita memerlukan banyak kepanjangan tangan untuk mengedukasi hingga pelosok," ujar Irfan Noor Riza di sela-sela buka bersama

dengan awak media di kantornya, kemarin.

Irfan memberikan contoh kasus investasi bodong di Kulonprogo yang korbannya kehilangan uang hingga Rp 2 miliar yang didapatkan

dari hasil pembebasan tanah untuk pembangunan bandara baru di DIY saat itu. Dirinya mengaku tidak terpikirkan untuk memberikan

edukasi kepada warga terdampak pembangunan bandara baru tersebut yang telah menerima ganti untung dalam jumlah yang cukup besar.

BEI DIY sekarang sudah mempunyai kepanjangan tangan salah satunya di kampus dengan galeri investasinya, diharapkan bisa menjangkau hingga seluruh pedesaan di DIY. "Kita bisa buat galeri investasi di desa tersebut dan memanfaatkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di DIY. Harapannya dengan semakin banyak galeri investasi dipelosok desa maka semakin banyak masyarakat DIY yang melek investasi khususnya di pasar modal," tegasnya. (Ira/Bro)

Kredit

Bagikan