19 Juta Orang Jadi Korban Investasi Bodong

istimewa
YOGYA, KRJOGJA.com - Investasi bodong masih marak di Tanah Air hingga saat ini. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah korban investasi bodong secara nasional mencapai 19 juta orang dengan jumlah nominal luar biasa sebesar Rp 105 triliun dalam kurun waktu 10 tahun sejak 2007 hingga 2017. Melihat kodisi tersebut, sosialisasi dan edukasi wahana investasi yang baik kepada seluruh masyarakat harus digencarkan hingga pelosok.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY Irfan Noor Riza mengatakan kasus investasi bodong ternyata masih ada dengan nominal yang cukup fantastis hingga ratusan triliun, tidak terkecuali di DIY sampai saat ini. Melihat tingginya dan
maraknya investasi bodong, artinya masyarakat Indonesia masih belum teredukasi dengan baik dan membutuhkan wahana investasi tetapi tidak mengetahui wahana investasi dengan baik sehingga terjebak dengan iming-imingi dan segala macamnya.
"Budaya masyarakat di Indonesia masih cenderung instan sehingga mudah tergiur dengan iming-imingi keuntungan yang tinggi dalam
waktu secepatnya. Sangat disayangkan sosialisasi dan edukasi perihal wahana investasi yang masih terbatas, sehingga kita memerlukan banyak kepanjangan tangan untuk mengedukasi hingga pelosok," ujar Irfan Noor Riza di sela-sela buka bersama
dengan awak media di kantornya, kemarin.
Irfan memberikan contoh kasus investasi bodong di Kulonprogo yang korbannya kehilangan uang hingga Rp 2 miliar yang didapatkan
dari hasil pembebasan tanah untuk pembangunan bandara baru di DIY saat itu. Dirinya mengaku tidak terpikirkan untuk memberikan
edukasi kepada warga terdampak pembangunan bandara baru tersebut yang telah menerima ganti untung dalam jumlah yang cukup besar.
BEI DIY sekarang sudah mempunyai kepanjangan tangan salah satunya di kampus dengan galeri investasinya, diharapkan bisa menjangkau hingga seluruh pedesaan di DIY. "Kita bisa buat galeri investasi di desa tersebut dan memanfaatkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di DIY. Harapannya dengan semakin banyak galeri investasi dipelosok desa maka semakin banyak masyarakat DIY yang melek investasi khususnya di pasar modal," tegasnya. (Ira/Bro)
BERITA TERKAIT
Harga Telur Ayam di Sukoharjo Berangsur Turun
Sleman City Hall Siap Hadirkan Suasana Liburan Seru Bagi Pet Lovers di Bulan Juni
Resmi Jabat Ketua DPRD Jawa Tengah, Ini Harapan Sumanto
SOREC UGM Gelar Seminar Nasional Tantangan Repolitisasi dan Menakar Kepemimpinan
Alumni Berikan Beasiswa 1 Tahun untuk 20 Pendaftar Pertama SMP 17'1
Segini Besaran Gaji ke-13 PNS Cair Hari Ini
Mengenal Perguruan Silat Kartika Nusa
Jokowi Pastikan Nonton Konser Coldplay
Tak Sampai 15 Menit, Tiket Timnas Indonesia Vs Argentina Ludes Terjual
Gaji ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini
PPIH Imbau Jemaah Jangan Selfie Berlebihan di Depan Kabah
Filateli, Perekam Jejak Sejarah dan Wajah Kota Yogyakarta
Pos Indonesia Tingkatkan Penerapan Digital Sebagai Alat Bantu Kerja Penyaluran Bansos
Protect Sport Rally Team Yogya Juara di Magelang
Transisi Ke Kendaraan Listrik Tekan Emisi 6,9 juta ton CO2
Atlet PB Mandala Jayapura Tampil di Polytron Walikota Cup
77 Persen Jemaah Haji Gelombang 1 Mendarat di Madinah
Situs Liyangan, Jejak Desa Mataram Kuno
Penyakit LSD Meluas, Peternak Kambing Malah Sumringah
Tahanan Polresta Meninggal, Orang Tua Lapor Polisi
Curi Laptop, Dua Pemuda Ini Diringkus Polisi