Masyarakat Pedesaan Didorong Melek Investasi Pasar Modal

user
Tomi Sujatmiko 24 Oktober 2022, 19:51 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Pertumbuhan pasar modal di Tanah Air termasuk DIY sangat luar biasa sekali selama pandemi Covid-19. Melihat potensi yang sangat besar ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak menciptakan ekosistem keuangan bertumbuh bersama. Bisa dibayangkan jika itu terjadi masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan semuanya bisa melek investasi khususnya pasar modal yang ujungnya masyarakat itu sejahtera.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY Irfan Noor Riza mengatakan penopang pertumbuhan pasar modal itu ada dua faktor yaitu investor lokal dan pertumbuhan perusahaan yang go public termasuk perusahaan rintisan nantinya. Jika banyak aksi go public maka investor bertumbuh dan pasar modal bertumbuh luar biasa baik secara nasional maupun di DIY.

" Pasar modal di DIY pun tumbuh signifikan dengan jumlah investor mencapai 140.068 investor per September 2022. Jika dibandingkan dengan jumlah investor pasar modal di DIY tahun lalu mengalami kenaikan sekitar 38 persen di angka 101.680 investor. Dengan demikian pertumbuhan rata-rata investor di DIY sangat luar biasa dibandingkan saat sebelum pandemi yang hanya sekitar 500-an investor per bulan" ujarnya di Yogyakarta, Senin (24/10).

Irfan menegaskan pertumbuhan pasar modal di DIY yang menggembirakan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pihaknya bergandeng tangan mulai dari melakukan edukasi, sosialisasi pasar modal terutama menggandeng kampus yang mempunyai jaringan luar biasa. Dari kampus ini akan masuk ke desa-desa sehingga lahir Desa Inklusi bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

" Kita ciptakan inklusif keuangan nantinya ada galeri di kampus lalu muncul galeri di desa yang akan kita tumbuh kembangkan melalui Business Matching dengan program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) DIY. Mimpi kami akan membuat pusat literasi terpadu satu atap. Jadi semua pelaku industri jasa keuangan yang ada di FKIJK termasuk inklusi di pedesaan sehingga semuanya bisa melek investasi salah satunya investasi pasar modal yang bisa dipilih sebagai alternatif wahana investasi," ungkapnya.

Terkait resesi, Irfan menambahkan timbul dari dampak dari gejolak perang Rusia-Ukraina serta perang dagang Amerika Serikat dan China yang membuat Bank Sentral disana suku bunganya. Hal inilah yang diikuti beberapa Bank Sentral negara - negara lain termasuk Indonesia sehingga yang terjadi kemungkinan terjadinya inflasi apabila tidak diantisipasi kembali lagi, Indonesia masih relatif lebih stabil.

" Indonesia itu untuk perubahan revitalisasi ekonomi dan revitalisasi dampak dari Covid-19 dianggap jadi panutan negara lain. Dari sisi kami yang bisa menghambat atau mengejar inflasi adalah investasi. Kami mengharap masyarakat itu mencoba mengatur perencanaan keuangannya agar muncul dana yang bisa dialokasikan untuk investasi sehingga inflasi bisa ditekan dan resesi tidak terjadi " pungkasnya. (Ira)

Kredit

Bagikan