Kisah BUMDes Mangesti Sejahtera, Ubah Limbah Minyak Jelantah jadi Tabungan Emas

Tahapan mengolah minyak goreng bekas menjadi biodiesel (Foto Istimewa)
Krjogja.com - LIMBAH minyak goreng bekas termasuk minyak jelantah sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Meski membawa dampak negatif, namun jika diolah menjadi sumber bahan bahan, justru menguntungkan, seperti yang mulai dilakukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Mangesti Sejatera Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah, sangat dinamis.
Ketimbang didaur ulang menjadi minyak goreng lagi, namun kurang bagus bagi tubuh, lebih baik limbah minyak minyak goreng tersebut diolah menjadi biodiesel. Melalui kerjasama BUMDes Mangesti Sejahtera Desa Gentan dengan Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM, limbah minyak goreng bekas tersebut menjadi bahan bakar biodiesel dan efisien menjadi pendapatan BUMDes serta warga masyarakat di desanya.
Melalui kerjasama dengan Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mangesti Sejahtera Desa Gentan berupaya mengolah limbah minyak goreng bekas ini menjadi bahan bakar biodiesel secara efisien untuk meningkatkan pendapatan BUMDes Gentan. Direktorat Jendral Energi Baru dan Terbarukan menjelaskan bahwa minyak goreng bekas berpotensi memiliki nilai pasar yang tinggi saat diolah menjadi biodiesel sebagai subtitusi minyak solar.
Menghadapi permasalahan peningkatan limbah ini, Pemerintah Desa bersama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mangesti Sejahtera Desa Gentan, yang dipimpin Didik Haryono SE telah merencanaan pembangunan TPS 3R dan mengimplementasikan kegiatan reduce melalui program “Gelimpah” atau Gentan Peduli Sampah. Dalam program Gelimpah, BUMDes Gentan mengumpulkan berbagai limbah termasuk minyak goreng dari warga untuk dikonversi menjadi tabungan emas melalui kerjasama dengan PT Pegadaian.
Baca Juga
Tim Dosen Sekolah Vokasi UGM Hilirisasi Produk Penelitian 'e-SIMKAGA'
Lokasi 4 Persimpangan ETLE di Yogya, Langgar Marka Jalan Terbanyak
“Setiap limbah minyak goring dari warga yang diserahkan kita, setelah ditimbang dan dikonversi harganya, pembayarannya dimasukkan ke Tabungan Emas Pegadaian, “ujar Didik.
Secara bertahap masyarakat disadarkan untuk menyetorkan limbah ke BUMDes, dengan harga Rp 2.750- 3.500 per liter. Dalam seminggu terkumpul 400 kg. Jumlah tersebut masih kurang dibandingkan kapasitas produksi 150 kg per hari. “Kita akan terus solisialisasi agar warga banyak yang menyetorkan ke BUMDes,” ungkapnya.
Karena minyak goreng bekas yang berhasil dikumpulkan dapat diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu masyarakat.
Guru Besar Fakultas MIPA UGM Prof Dr rer nat Karna Wijaya selaku ketua tim pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa alkohol, khususnya metanol dan katalis homogen kalium hidroksida (KOH) supaya diperoleh biodiesel secara maksimal dan memenuhi standar SNI dengan waktu dan biaya yang efisien.
Minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biodiesel karena kandungan asam lemak bebasnya yang tinggi dapat dikonversi menjadi biodiesel dan gliserol melalui reaksi transeserifikasi.
Karena terbuat dari limbah, produksi biodiesel ini diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat Gentan, juga menjadi sumber energi terbarukan sehingga mendukung gerakan pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat teraihnya target Zero Net Emissions yang ditargetkan tercapai pada tahun 2060.
Tim UGM dan 'mesin' pengolah limbah minyak goreng menjadi biodiesel. (Foto Istimewa)
Dalam kerjasama kali ini, proses konversi minyak goreng bekas yang telah dikumpulkan BUMDes Gentan menjadi Biodiesel dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu pre-treatment, konversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel serta uji sifat fisiko-kimia biodisel dalam skala lab, dan aplikasi teknologi. Tahapan yang pertama dilakukan adalah melalukan penanganan awal pada minyak goreng bekas karena minyak goreng bekas yang dikumpulkan seringkali masih mengandung banyak pengotor seperti endapan-endapan sisa proses penggorengan, sehingga perlu dihilangkan terlebih dulu untuk memaksimalkan proses konversi.
Selanjutnya, dilakukan reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas dalam skala laboratorium di laboratorium Kimia Fisika Departemen Kimia FMIPA UGM untuk menentukan komposisi serta rasio katalis dengan minyak goreng bekas yang paling optimal. Kesesuaian produk dengan standar SNI juga dibuktikan melakukan pengujian sifat fisiko-kimia dari produk biodiesel yang dihasilkan.
Setelah pengujian skala lab dapat dinyatakan berhasil, dengan dibantu para mahasiswa, yaitu Tyas Sekarningrum, Raditya Hanandika Agharadatu, Mumu Mujahid Fatwa dan Aan Sabiladin, dilakukanlah aplikasi teknologi untuk proses konversi biodiesel dengan menggunakan reaktor. Prof Karna Wijaya beserta Prof Dr Wega Trisunaryanti dan Nasih Widya Asmoro, MP dalam kerjasama kali ini merancang dan membangun sebuah reaktor biodiesel yang memiliki kapasitas hingga 100 liter. Reaktor ini dilengkapi dengan kondensor, kompor gas, wadah untuk menampung produk hasil reaksi, pengaduk elektrik, serta termometer. Reaktor tersebut dirancang sehingga proses konversi dapat dilakukan secara efisien baik dari segi energi, waktu, dan biaya serta aman untuk digunakan.
Pengujian reaktor juga telah dilakukan terlebih dulu di CV Fruitanol Energi. Berdasarkan hasil pengujian, reaktor yang dibuat dibuat tersebut mengonversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel secara lebih efisien, yaitu hanya dalam waktu 2–3 jam saja, sementara proses konversi secara konvensional biasanya membutuhkan waktu hingga lebih dari 5 jam. Efisiensi proses produksi ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga energi dan biaya operasional reaktor itu sendiri.
Baca Juga
PSIM Tak Ikut Tandatangan Liga Dihentikan, Pasrah Tim Harus Dibubarkan
10 Gudeg Legendaris di Jogja untuk Nostalgia
Kerjasama BUMDes Gentan dengan UGM tidak berhenti setelah proses penyerahan reaktor. Tim juga memberikan pelatihan dan pengawalan secara langsung kepada BUMDes Gentan untuk memastikan pihak BUMDes dapat mengoperasikan reaktor secara mandiri dengan aman dan benar.
Diharapkan melalui adanya proses serah terima serta transfer ilmu dan teknologi dalam mengonversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel ini, masyarakat melalui BUMDes Gentan mampu mengolah sendiri limbah minyak goreng bekas yang berhasil dikumpulkan menjadi biodiesel. Kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan sehingga mampu mengatasi permasalahan limbah, menciptakan sumber bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan, serta dapat meningkatkan pendapatan BUMDes Mangesti Sejahtera di Desa Gentan,Sukoharjo.
Selain kegiatan dilapangan dalam bentuk pembangunan instalasi biodiesel dan pelatihan pembuatan biodiesel di desa Gentan, hasil-hasil kegiatan dipresentasikan juga pada seminar 3 rd ICCESSD (International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (Jon)
Salah satu limbah yang dihasilkan dalam jumlah besar adalah minyak goreng bekas. Karena sudah sering digunakan untuk menggoreng sehingga terbentuk asam lemak dan radikal bebas yang merupakan senyawa karsinogenik (penyebab kanker). Sangat berbahaya bagi kesehatan jika terus dikonsumsi. Minyak goreng bekas juga tidak boleh dibuang sembarangan ke lingkungan, karena dapat merusak stuktur pori tanah, menyumbat saluran air, serta mencemari air sehingga dapat mengganggu pasokan air bersih serta mengancam keanekaragaman hayati perairan.
Melalui kerjasama dengan Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mangesti Sejahtera Desa Gentan berupaya mengolah limbah minyak goreng bekas ini menjadi bahan bakar biodiesel secara efisien untuk meningkatkan pendapatan BUMDes Gentan. Direktorat Jendral Energi Baru dan Terbarukan menjelaskan bahwa minyak goreng bekas berpotensi memiliki nilai pasar yang tinggi saat diolah menjadi biodiesel sebagai subtitusi minyak solar.
Reaktor Biodiesel mengolah limbah minyak jelantah menjadi biodiesel (Foto: Istimewa)
Menghadapi permasalahan peningkatan limbah ini, Pemerintah Desa bersama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mangesti Sejahtera Desa Gentan, yang dipimpin Didik Haryono SE telah merencanaan pembangunan TPS 3R dan mengimplementasikan kegiatan reduce melalui program “Gelimpah” atau Gentan Peduli Sampah. Dalam program Gelimpah, BUMDes Gentan mengumpulkan berbagai limbah termasuk minyak goreng dari warga untuk dikonversi menjadi tabungan emas melalui kerjasama dengan PT Pegadaian.
“Setiap limbah minyak goring dari warga yang diserahkan kita, setelah ditimbang dan dikonversi harganya, pembayarannya dimasukkan ke Tabungan Emas Pegadaian, “ujar Didik.
Secara bertahap masyarakat disadarkan untuk menyetorkan limbah ke BUMDes, dengan harga Rp 2.750- 3.500 per liter. Dalam seminggu terkumpul 400 kg. Jumlah tersebut masih kurang dibandingkan kapasitas produksi 150 kg per hari. “Kita akan terus solisialisasi agar warga banyak yang menyetorkan ke BUMDes,” ungkapnya.
Karena minyak goreng bekas yang berhasil dikumpulkan dapat diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu masyarakat.
Guru Besar Fakultas MIPA UGM Prof Dr rer nat Karna Wijaya selaku ketua tim pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa alkohol, khususnya metanol dan katalis homogen kalium hidroksida (KOH) supaya diperoleh biodiesel secara maksimal dan memenuhi standar SNI dengan waktu dan biaya yang efisien.
Minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biodiesel karena kandungan asam lemak bebasnya yang tinggi dapat dikonversi menjadi biodiesel dan gliserol melalui reaksi transeserifikasi.
Karena terbuat dari limbah, produksi biodiesel ini diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat Gentan, juga menjadi sumber energi terbarukan sehingga mendukung gerakan pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat teraihnya target Zero Net Emissions yang ditargetkan tercapai pada tahun 2060.
Dalam kerjasama kali ini, proses konversi minyak goreng bekas yang telah dikumpulkan BUMDes Gentan menjadi Biodiesel dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu pre-treatment, konversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel serta uji sifat fisiko-kimia biodisel dalam skala lab, dan aplikasi teknologi. Tahapan yang pertama dilakukan adalah melalukan penanganan awal pada minyak goreng bekas karena minyak goreng bekas yang dikumpulkan seringkali masih mengandung banyak pengotor seperti endapan-endapan sisa proses penggorengan, sehingga perlu dihilangkan terlebih dulu untuk memaksimalkan proses konversi.
Selanjutnya, dilakukan reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas dalam skala laboratorium di laboratorium Kimia Fisika Departemen Kimia FMIPA UGM untuk menentukan komposisi serta rasio katalis dengan minyak goreng bekas yang paling optimal. Kesesuaian produk dengan standar SNI juga dibuktikan melakukan pengujian sifat fisiko-kimia dari produk biodiesel yang dihasilkan.
Setelah pengujian skala lab dapat dinyatakan berhasil, dengan dibantu para mahasiswa, yaitu Tyas Sekarningrum, Raditya Hanandika Agharadatu, Mumu Mujahid Fatwa dan Aan Sabiladin, dilakukanlah aplikasi teknologi untuk proses konversi biodiesel dengan menggunakan reaktor. Prof Karna Wijaya beserta Prof Dr Wega Trisunaryanti dan Nasih Widya Asmoro, MP dalam kerjasama kali ini merancang dan membangun sebuah reaktor biodiesel yang memiliki kapasitas hingga 100 liter. Reaktor ini dilengkapi dengan kondensor, kompor gas, wadah untuk menampung produk hasil reaksi, pengaduk elektrik, serta termometer. Reaktor tersebut dirancang sehingga proses konversi dapat dilakukan secara efisien baik dari segi energi, waktu, dan biaya serta aman untuk digunakan.
Pengujian reaktor juga telah dilakukan terlebih dulu di CV Fruitanol Energi. Berdasarkan hasil pengujian, reaktor yang dibuat dibuat tersebut mengonversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel secara lebih efisien, yaitu hanya dalam waktu 2–3 jam saja, sementara proses konversi secara konvensional biasanya membutuhkan waktu hingga lebih dari 5 jam. Efisiensi proses produksi ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga energi dan biaya operasional reaktor itu sendiri.
Kerjasama BUMDes Gentan dengan UGM tidak berhenti setelah proses penyerahan reaktor. Tim juga memberikan pelatihan dan pengawalan secara langsung kepada BUMDes Gentan untuk memastikan pihak BUMDes dapat mengoperasikan reaktor secara mandiri dengan aman dan benar.
Diharapkan melalui adanya proses serah terima serta transfer ilmu dan teknologi dalam mengonversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel ini, masyarakat melalui BUMDes Gentan mampu mengolah sendiri limbah minyak goreng bekas yang berhasil dikumpulkan menjadi biodiesel. Kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan sehingga mampu mengatasi permasalahan limbah, menciptakan sumber bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan, serta dapat meningkatkan pendapatan BUMDes Mangesti Sejahtera di Desa Gentan,Sukoharjo.
Selain kegiatan dilapangan dalam bentuk pembangunan instalasi biodiesel dan pelatihan pembuatan biodiesel di desa Gentan, hasil-hasil kegiatan dipresentasikan juga pada seminar 3 rd ICCESSD (International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (Jon)
BERITA TERKAIT
4 Warung Pecel 'Wajib Mampir' Saat Berkunjung ke Ponpes Gontor 1
Mahasiswa UMY Meninggal di Kost, Polisi Masih Tunggu Hasil Visum
Bulan Ramadan, Hotel Ini Tawarkan Promo Staycation Rp 500 Ribu Tiga Hari
Deretan Kelompok Musik Indonesia dengan Lagu Religi Terpopuler
Kiki Narendra Ternyata Seorang Dokter Problematik, Intip Cerita di Baliknya!
Kemenkominfo Adakan Kelas Video Podcast Literasi Digital
Perumda Air Minum Tirta Satria Bangun Bak Pra Sedimentasi
Seruan Pola Hidup Sehat di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
Ngeri! Melihat Dari Dekat Lokasi 'Mercon Maut' Kaliangkrik
Bulutangkis Vietnam Challenge 2023: Jafar/Aisyah Bawa Pulang Gelar Untuk Merah Putih
PBNU Apresiasi Meningkatnya Kepercayaan Publik Kepada Polri
Pingin Buka Puasa dengan Menu Beragam? ke Masjid Syuhada Yuk..
BRI Boyong 7 Penghargaan di Ajang PR Indonesia Awards (PRIA) 2023
Sinergi Telkom dan BPKP Hadirkan Solusi untuk Mudahkan Pemantauan Gangguan Jaringan
Realisasikan Pembangunan JLT, Sukoharjo Butuh Rp 360 M
Seleksi Sekolah Kedinasan 2023 Dibuka, Pemerintah Sediakan Ribuan Kebutuhan
Kekerasan Jalanan Masih Terjadi, Sultan Minta Ortu Tanggung Jawab
Record Store Day Yogyakarta Bakal Digelar di Bengkel Kopi
MenKopUKM dan Mendag Sepakat Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal, Berikut Langkahnya!
Gospeng dan Pak Tan Sambut Ramadan Lewat Lagu 'Selak Imsyak' Ingatkan Sahur
Kapolda Jateng Tinjau Ledakan Kaliangkrik, Bahan Mercon Termasuk Low Explosive