Covid-19 Hantam Ekonomi China Lagi, Apa Dampaknya ke Indonesia?

user
Tomi Sujatmiko 22 Januari 2023, 12:08 WIB
untitled

Krjogja.com - Jakarta - Memasuki awal tahun 2023, China dilaporkan terus alami lonjakan kasus virus corona tak lama setelah melonggarkan strategi ketat Nol-Covid.

Sebagaimana diketahui, pemerintah Tiongkok melonggarkan kebijakan tersebut pada 7 Desember tahun lalu dan mengadopsi strategi hidup berdampingan dengan virus tersebut yang diharapkan dapat meningkatkan geliat ekonomi China.

Namun, setelah kebijakan tersebut dilonggarkan, beberapa kota yang sejak awal bergelut hebat dengan Covid-19 justru mengalami penurunan aktivitas ekonomi yang tajam. Hal tersebut semakin mengkhawatirkan karena sebagian populasi Tiongkok juga tidak divaksinasi.

"Tidak dapat dipungkiri, lonjakan kasus Covid-19 di Tiongkok beberapa waktu belakangan ini memperlambat proses pemulihan ekonomi secara global. Hal ini terjadi karena Tiongkok merupakan sumber ekspor penting bagi industri manufaktur dan juga merupakan pasar penting bagi banyak komoditas global seperti minyak sawit mentah, tembaga, kedelai, batu bara, dan bijih besi dan baja," kata CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani, Sabtu (21/1/2023).

Ada sekitar delapan juta warga Tiongkok yang tidak divaksinasi berusia lebih dari 80 tahun dan lebih dari 160 juta lainnya menderita diabetes. Catatan terbaru menunjukkan saat ini hampir 90 persen penduduk di provinsi Henan atau sekitar 88 juta orang terpapar virus Covid-19.

Tidak hanya itu, Tiongkok resmi membuka perbatasan internasional mereka pada tanggal 8 Januari 2023 yang mengakhiri tiga tahun masa “penguncian” Tiongkok yang sudah berlangsung sejak Maret 2020. Pembukaan perbatasan juga hanya berselisih hitungan hari dari periode liburan terbesar di Tiongkok yakni Imlek yang jatuh pada 21 Januari 2023.

Tiongkok resmi membuka perbatasan internasional pada Minggu (8/1/2023) dengan memberikan sejumlah pelonggaran. Di antaranya penghapusan karantina bagi pelancong serta diizinkannya warga Tiongkok bepergian ke luar negeri, hal ini menjadi polemik di tengah kondisi Tiongkok yang sedang berperang dengan lonjakan Covid-19.

HALAMAN

Kredit

Bagikan