Ekspor- Impor Tertekan, Neraca Perdagangan DIY Surplus

user
Tomi Sujatmiko 06 Maret 2023, 21:31 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Ekspor Januari 2023 di DIY mencapai US$36,8 juta, turun 32,85 persen dibanding bulan sebelumnya. Impor Januari 2023 senilai US$13,3 juta, naik 19,82 persen. Neraca perdagangan Januari 2023 mengalami surplus US$43,7 juta yang justru lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$49,9 juta.

Kepala BPS DIY Sugeng Arianto menyatakan ilai ekspor DIY pada Januari 2023 mencapai US$36,8 juta atau turun 32,85 persen dibanding Desember 202n2. Dibanding Januari 2022 nilai ekspor turun 28,96 persen. Ekspor Januari 2023 terbesar adalah ke Amerika Serikat yaitu US$14,1 juta, disusul Jepang sebesar US$3,6 dan Jerman US$3,6 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 57,88 persen. Ekspor ke Uni Eropa sebesar US$10,2 juta dan ASEAN sebesar US$0,8 juta.

“ Penurunan terbesar ekspor Januari 2023 terhadap Desember 2022 terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan sebesar US$11,5 juta. Penurunan terbesar kedua adalah barang-barang rajutan sebesar US$3,0 juta dan ketiga adalah perabot, penerangan rumah US$0,8 juta,” katanya di Yogyakarta, Senin (6/3).

Menurut sektor,Sugeng menyatakan ekspor hasil pertanian Januari 2023 menunjukkan penurunan 60,00 persen dibanding Desember 2022. Sementara, ekspor hasil industri pengolahan turun 32,60 persen. Dibanding Januari 2022, ekspor hasil pertanian sebesar 33,33 persen. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 28,93 persen.

“Nilai impor DIY Januari 2023 mencapai US$13,3 juta, naik 19,82 persen dibandingkan Desember 2022. Sementara jika dibandingkan Januari 2022, nilai impor turun 28,11 persen. tandasnya. Tiga negara pemasok barang impor terbesar Januari 2023 adalah China sebesar US$5,4 juta, Hongkong US$2,5 juta dan Korea Selatan US$1,4 juta. Kenaikan impor terbesar dari Korea Selatan yaitu US$0,7 juta.,” jelas Sugeng.

Tiga besar kelompok komoditas impor Januari 2023 adalah filamen buatan US$2,1 juta; kain rajutan US$1,5 juta; dan kain ditenun berlapis US$1,4 juta. Kenaikan impor golongan barang terbesar Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 adalah kain rajutan US$0,9 juta. Sedangkan penurunan terbesar adalah filamen buatan US$0,4 juta.

“ Jika dilihat dari golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada barang konsumsi sebesar 60 persen. Sementara bahan baku/penolong turun 20,00 persen dan barang modal turun 70,00 persen.,” ungkap Sugeng (Ira)

Kredit

Bagikan