Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Peranan APBN Masih Dibutuhkan di DIY

user
Ary B Prass 24 Maret 2023, 13:47 WIB
untitled

SLEMAN - Peranan APBN masih sangat dibutuhkan sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian DIY yang kondusif. Kinerja APBN 2023 menumbuhkan optimisme bagi pemulihan ekonomi yang lebih kuat dengan tetap mewaspadai risiko perekonomian global.
Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan (DJPb) DIY Arif Wibawa menyampaikan perekonomian DIY mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Setidaknya ada tiga sektor yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi dan jasa keuangan.
"Dalam tiga tahun terakhir kontribusi PDRB DIY terhadap Pulau Jawa cenderung terus meningkat menunjukkan adanya potensi pertumbuhan ekonomi DIY dalam jangka panjang.
Sedangkan kontribusi terhadap 34 propinsi terjadi penurunan 0,01 persen di  2022 yang mengindikasikan perlu adanya upaya  memperkuat ekonomi DIY dan memperluas pangsa pasar," papar Arif dikantornya, Jumat (23/3/2023).
Arif menyatakan tingkat inflasi DIY Februari mencapai 6,28 persen (yoy) di atas inflasi nasional 5,47 persen.
Tingginya inflasi tersebut disebabkan karena meningkatnya permintaan barang dan jasa seiring pulihnya ekonomi pasca pandemi dan mulai normalnya aktifitas pariwisata di DIY.
Tingkat kemiskinan di DIY pada September 2022 sebesar 11,49 persen lebih tinggi dari nasional yang tercatat 9,57 persen. Jika dilihat secara tahunan tingkat kemiskinan tersebut turun 0,42 persen.
"Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk DIY sebesar 0,459. Angka tersebut juga lebih tinggi dari angka rata-rata nasional sebesar 0,381 sekaligus menjadikan DIY sebagai daerah dengan ketimpangan terbesar di Indonesia," katanya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada Agustus 2022 sebesar 4,06 persen, Arif menyebut lebih rendah dari Agustus 2021 yang sebesar 4,56 persen.
Hal ini mengindikasikan situasi perekonomian mulai membaik dan dampak dari perbaikan kondisi pandemi Covid-19 membantu dalam meningkatkan aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
"Nilai Tukar Petani pada Februari 2023 mengalami kenaikan indeks 1,52 persen, dari 101,42 menjadi 102,96 yang disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani 1,95 persen dan indeks harga yang dibayar petani juga naik 0,42 persen.Nilai Tukar Nelayan pada Februari 2023 naik 2,21 persen dari 116,23 menjadi 118,80," tandasnya.
Menurut Arif,  kenaikan ini disebabkan naiknya indeks harga yang diterima nelayan 2,62 persen dan indeks harga yang dibayar  0,40 persen. Neraca perdagangan DIY mengalami surplus US$23,5 juta. Nilai tersebut lebih rendah dibanding periode sama 2022 sebesar US$33,3 juta.
"Nilai ekspor DIY mencapai US$36,8 juta, nilai ekspor turun sebesar 28,96 persen (yoy). Nilai impor DIY mencapai US$13,3 juta, turun 28,11 persen (yoy)," imbuhnya. (Ira)

Kredit

Bagikan