“Banyak yang menyarankan untuk ambil jalur pop seperti Tulus atau Pamungkas. Jujur, saya nggak bisa karena dari dulu memang sudah dekat sama musik rock. Saya mau bikin karya yang sesuai dengan hati dan kemampuan saya, jadilah proyek ini,” kata Danudjaditya ketika ngobrol santai dengan wartawan Sabtu (16/4/2022) malam di MOL Coffee.
Setelah merilis empat single ke platform dengar digital selama satu tahun terakhir, Danudjaditya melempar album penuh berjudul “Distopia” Mei mendatang. Album itu juga akan dirilis dalam bentuk fisik berkolaborasi dengan perupa muda Yogyakarta, Muhammad Harris Syahpuja Putra. Album penuh berisi sembilan track itu memuat kedegilan, ketamakan, dan produksi kuasa lewat nilai-nilai yang menyebar lalu membeku di kepala tiap orang.
“Fiksi itu saya kasih nama ‘Distopia’. Ada tokoh, alur cerita, konflik, dan sekian tragedi yang lahir dari nilai-nilai bengis yang sering berubah bentuk itu,” beber Danudjaditya.