Lewat Man X Universe, Maestro Lukis Srihadi Ingin Menampilkan Lima Hal Ini, Apa Saja Itu..

Erick Thohir saat membuka pameran secara resmi (Istimewa)
MENTERI BUMN Erick Tohir menghadiri sekaligus membuka secara resmi pameran tunggal Srihadi Soedarsono-Man x Universe di Galeri Nasional Indonesia, Kamis (12/3 2020) malam. Pameran berlangsung dari Maret hingga 9 April 2020.
Pada sambutannya, Menteri BUMN itu mengigatkan undangan untuk kembali ke alam yang semakin terlupakan. Padahal alam menjadi sumber fondasi kehidupan manusia. Hal itu pula yang menjadi inspirasi Sang Maestro Srihadi menampilkan 44 karya terbaiknya.
Selain menampilkan lukisan dan penerbitan buku, ada lima hal ini yang bisa menggambarkan sosok terbaik Srihadi yaitu :
1. Landscape dan kehidupan
Maestro lukis itu ingin menyampaikan landscape tidak hanya dapat dimaknai secara harfiah, namun memiliki cerita panjang terkait kehidupan.
“Saya hanya ingin menyampaikan inti landscape. Landscape yang saya pergunakan bukan landscapesecara harfiah, tapi latar belakang ini masih banyak yang kita ceritakan,” ujar Srihadi.
Landscape dapat dimaknai terkait masalah seni, budaya, peradaban bangsa sampai segala perbuatan kebaikan.
2. Tampilkan Semangat Spiritual
Pameran tunggal menampilkan 44 lukisan bentang alam (landscape) yang diproduksi dalam rentang waktu 2016–2020. Karya-karya yang dipamerkan antara lain Horizon-The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur - The Energy of Nature (2017), The Mystical Borobudur(2019), dan Jakarta Megapolitan-Patung Pembebasan Banjir (2020).
Dalam pamerannya, Srihadi menginterpretasikan keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebanggaan berbangsa.
3. Pendekatan Baru
Di tempat yang sama, kurator Rikrik Kusmara menyebutkan pameran Srihadi Soedarsono - Man x Universe merupakan pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape. Srihadi menampilkan metafora dan simbol yang cukup kompleks.
Proses artistik tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016–2019. Rentang waktu itu merupakan tahun-tahun Srihadi dalam menghasilkan karya untuk pameran kali ini.
Menurut Rikrik, usia tidak menghalangi Srihadi untuk berkarya. Setelah pameran pada 2016 lalu, pria kelahiran Solo, 4 Desember 1931 itu, terus membuat karya yang akan dipamerkan pada 2020. Sepanjang 2016 hingga 2019, dia menghasilkan 37 lukisan dan satu lukisan yang dibuat pada 2020. Total karya yang berhasil dibuat sebanyak 38 lukisan.
Mayoritas lukisan yang dihasilkan berupalandscape yang merupakan hasil kerja artistik dan diskusi. Lukisan landscape dijadikan cara untuk melihat realitas bangsa, dalam kacamata sosial, politik, budaya bahkan nilai keadilan.
Lukisan landscape merupakan salah satu pendekatan yang menjadi ciri khas karya-karya Srihadi. Salah satunya, berupa lukisan untuk mengkritik Jakarta sebagai kota yang kerap dilanda banjir.
4. Lukisan Tak Tinggalkan Budaya Masyarakat
Di sisi lain sebagai guru besar, pelukis yang terlibat dalam pembuatan lambang Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mampu memanifestasikan budaya dan ilmu pengetahuannya ke dalam lukisan. Sehingga, lukisannya hampir tidak meninggalkan sentuhan budaya masyarakat.
Jean Couteau, budayawan yang menganalisa lukisan Srihadi selama tiga tahun terakhir, mengatakan lukisan Srihadi merupakan karya yang mencengangkan. “Saya melihat dalam karya sebagai upaya untuk menyampaikan ketakterhinggaan,” ujar dia.
Dalam waktu yang bersamaan, ia melihat bentuk atau ruang yang mahabesar, seolah tidak ada batasnya. Namun dalam waktu bersamaan, pelukis itu memperlihatkan kebalikkannya, yaitu unsur mahakecil. “Yang seolah melebur,” ujar dia.
Jean menempatkan posisi Srihadi sebagai sejarah Indonesia dan sejarah seni rupa dunia.
5. Aset Bangsa
Sementara sebagai pendukung pameran, Presiden Direktur Sugar Group Companies, Gunawan Jusuf, mengatakan Srihadi yang telah melukis sejak muda merupakan veteran pejuang 1945. Karya Srihadi yang dihasilkan sejak semasa perjuangan kemerdekaan sangat memiliki makna. Sayangnya, karya itu belum sepenuhnya dipahami anak muda saat ini.
“Beliau menghasilkan karya besar yang dikoleksi kolektor dalam negeri dan internasional,” ujar Gunawan. Untuk itu, Gunawan berpendapat Srihadi merupakan aset negara Indonesia.(ati)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru