Lewat Man X Universe, Maestro Lukis Srihadi Ingin Menampilkan Lima Hal Ini, Apa Saja Itu..

user
tomi 15 Maret 2020, 11:43 WIB
untitled

MENTERI BUMN Erick Tohir menghadiri sekaligus membuka secara resmi pameran tunggal Srihadi Soedarsono-Man x Universe di Galeri Nasional Indonesia, Kamis (12/3 2020) malam. Pameran berlangsung dari  Maret hingga 9 April 2020.

Pada sambutannya, Menteri BUMN itu mengigatkan undangan untuk kembali ke alam yang semakin terlupakan. Padahal alam menjadi sumber fondasi kehidupan manusia. Hal itu pula yang menjadi inspirasi Sang Maestro Srihadi menampilkan 44 karya terbaiknya.

Selain menampilkan lukisan dan penerbitan buku, ada lima hal ini yang bisa menggambarkan sosok terbaik Srihadi yaitu :

1. Landscape dan kehidupan

Maestro lukis itu ingin me­nyampaikan landscape tidak hanya dapat dimaknai secara harfiah, namun memiliki ceri­ta panjang terkait kehidupan.

“Saya hanya ingin me­nyampaikan inti landscape. Landscape yang saya per­gunakan bukan landscapesecara harfiah, tapi latar belakang ini masih banyak yang kita ceritakan,” ujar Srihadi.

Land­scape dapat dimaknai terkait masalah seni, budaya, per­adaban bangsa sampai segala perbuatan kebaikan.

2. Tampilkan Semangat Spiritual

Pameran tunggal menampilkan 44 lukisan bentang alam (landscape) yang di­produksi dalam rentang wak­tu 2016–2020. Karya-karya yang dipamerkan antara lain Horizon-The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur - The Ener­gy of Nature (2017), The Mys­tical Borobudur(2019), dan Jakarta Megapolitan-Patung Pembebasan Banjir (2020).

Dalam pamerannya, Sri­hadi menginterpretasikan keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebanggaan berbangsa.

3.  Pendekatan Baru

Di tempat yang sama, ku­rator Rikrik Kusmara menyebutkan pameran Srihadi Soedarsono - Man x Universe merupakan pendekatan baru Srihadi dalam mengek­spresikan landscape. Srihadi menampilkan metafora dan simbol yang cukup kom­pleks.

Proses artistik tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016–2019. Rentang waktu itu merupakan tahun-tahun Srihadi dalam menghasilkan karya untuk pameran kali ini.

Menurut Rikrik, usia tidak menghalangi Srihadi untuk berkarya. Setelah pameran pada 2016 lalu, pria kelahiran Solo, 4 Desember 1931 itu, terus membuat karya yang akan dipamerkan pada 2020. Sepan­jang 2016 hingga 2019, dia menghasilkan 37 lukisan dan satu lukisan yang dibuat pada 2020. Total karya yang berhasil dibuat sebanyak 38 lukisan.

Mayoritas lukisan yang di­hasilkan berupalandscape yang merupakan hasil kerja artistik dan diskusi. Lukisan landscape dijadikan cara un­tuk melihat realitas bangsa, dalam kacamata sosial, politik, budaya bahkan nilai keadilan.

Lukisan landscape merupakan salah satu pendekatan yang menjadi ciri khas karya-karya Srihadi. Salah satunya, berupa lukisan untuk mengkritik Ja­karta sebagai kota yang kerap dilanda banjir.

4. Lukisan Tak Tinggalkan Budaya Masyarakat

Di sisi lain sebagai guru besar, pelukis yang terlibat dalam pembuatan lambang Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mampu memanifestasikan budaya dan ilmu pengetahuannya ke dalam lukisan. Sehingga, lukisannya hampir tidak meninggalkan sentuhan budaya masyarakat.

Jean Couteau, budayawan yang menganalisa lukisan Srihadi selama tiga tahun terakhir, mengatakan lukisan Srihadi merupakan karya yang mencengangkan. “Saya melihat dalam karya sebagai upaya untuk menyampaikan ketakterhinggaan,” ujar dia.

Dalam waktu yang bersa­maan, ia melihat bentuk atau ruang yang mahabesar, seolah tidak ada batasnya. Namun dalam waktu bersamaan, pelukis itu memperlihatkan kebalikkannya, yaitu unsur mahakecil. “Yang seolah me­lebur,” ujar dia.

Jean menem­patkan posisi Srihadi sebagai sejarah Indonesia dan sejarah seni rupa dunia.

5. Aset Bangsa

Sementara sebagai pendukung pameran, Presiden Direktur Sugar Group Com­panies, Gunawan Jusuf, mengatakan Srihadi yang telah melukis sejak muda meru­pakan veteran pejuang 1945. Karya Srihadi yang dihasilkan sejak semasa perjuangan ke­merdekaan sangat memiliki makna. Sayangnya, karya itu belum sepenuhnya dipahami anak muda saat ini.

“Beliau menghasilkan karya besar yang dikoleksi kolek­tor dalam negeri dan interna­sional,” ujar Gunawan. Untuk itu, Gunawan berpendapat Srihadi merupakan aset nega­ra Indonesia.(ati)

Kredit

Bagikan