Pendidikan Musik ISI Yogyakarta adakan Pertunjukkan Musik Keroncong

Felicia Echie
BANTUL, KRJOGJA.com - Pertama kali diadakan, pertunjukkan musik keroncong dalam rangka Ujian Akhir Semester mata kuliah keroncong dengan tajuk Keroncong Abadi.
Pertunjukkan ini digelar di Teater Arena Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada Rabu (18/12/2019) malam. Ada 58 mahasiswa yang tampil dalam pertunjukkan ini. Mereka adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah keroncong yang kemudian dibagi menjadi 10 kelompok orkestra.
"Ini memang prodi baru ya, Pendidikan Musik. Tapi meskipun profil kompetensinya sebagai pendidik, menurut saya tidak ada salahnya bahwa pendidik secara vokasi di masyarakat harus bisa mumpuni juga. Jadi tidak hanya bab teori saja tapi juga praktek nyata," dosen pengampu mata kuliah keroncong, Imoeng Mulyadi CR., MSn.
UAS yang baru pertama kali diadakan dengan model pertunjukkan ini, ke depan rencananya akan diadakan setiap semester. Dalam pertunjukkan ini tidak hanya terdiri dari mahasiswa Pendidikan Musik saja, namun ada mahasiswa dari prodi lain yang juga membantu seperti prodi Penyajian dan Komposisi. Bahkan tidak sekedar terbatas UAS saja, tetapi Imoeng juga membuka ruang bagi siapapun yang tertarik terhadap musik keroncong.
Imoeng mengundang Komunitas Ndadari yang baru 1 bulan lalu terbentuk dan anggotanya terdiri dari mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Tak hanya itu, 2 orang pelajar pun dilibatkan untuk turut bernyanyi dalam pertunjukkan ini.
"Kami memberi ruang juga bagi adik-adik yang seneng, bagi siapa saja yang intens dan tertarik terhadap musik keroncong. Termasuk di pertunjukkan kali ini saya menampilkan anak-anak pelajar, yang juga saya gunakan sebagai komparasi. Bahwa ketika nanti mahasiswa dari prodi ini lulus dan akan mengajar, sudah tahu kondisi siswa yang akan diajar itu seperti apa," imbuh Imoeng lagi.
Pertunjukkan ini dipersiapkan selama satu semester dalam hal materi. Imoeng menjelaskan pada mahasiswanya bahwa klasifikasi keroncong ada 3 jenis yakni langgam, keroncong, dan stambul. Dan yang paling dasar untuk dipelajari adalah langgam. Maka Imoeng menyampaikan bahwa lagu wajib untuk pertunjukkan ini adalah bentuk langgam keroncong. Walaupun begitu, pada akhirnya beliau membebaskan mahasiswanya membawakan lagu pilihan mereka sendiri.
"Grade dasar yang dipelajari itu langgam. Setelah mereka bisa, saya memberi wacana bahwa untuk bisa berkembang lebih lagi harus mempelajari bentuk-bentuk tertentu. Lalu untuk penentuan repertoar akhirnya mereka memilih dan menentukan sendiri sesuai dengan kesenangannya masing-masing kelompok. Karena kan setiap kelompok punya gayanya masing-masing," ujar Imoeng. (Felicia Echie/Mahasiswa UAJY)
BERITA TERKAIT
SMA PL Yogya Launching Buku Antologi Guru dan Karyawan
Terungkap, Begitu Sadis Pelaku Memutilasi Wanita Patehan di Pakem
DIY Punya Becak Baru Tenaga Listrik, Bakal Gantikan Bentor?
Mutilasi Wanita Patehan di Pakem, Polisi Kantongi Identitas Pelaku
Buka Cabang Baru, Rosalyne Sleepbox Ajak Liburan Gratis ke Bali
Sedang Pangkas Pohon Pete, Paryanto Kesetrum Sampai Gosong
Pembaruan KUHP, Kemajuan atau Degradasi dalam Demokrasi
Dampak Positif Implementasi Kurikulum Merdeka: Siswa Ikut Merancang Pembelajaran
Pemerintah Jamin Ketersediaan Pangan Menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 1444 H
Mendak Tirta, Awali Perayaan Nyepi di Candi Prambanan
BRI dan Citilink Gelar Online Travel Fair, Tawarkan 420 Ribu Tiket Pesawat
Festival Dermaga TNI AL, Kesempatan Langka Bisa Naik KRI Dewaruci
Teliti Parameter Penanganan DME, Soefiandi Soedarman Raih Gelar Doktor di UGM
Edukasi Kesehatan Masjid Sehat, Jamaah Kuat
Bupati Kendal Kunker ke Hong Kong Hasilkan Komitmen Investasi Senilai Rp 700 M
UP45 Gelar Ujian Seleksi Calon Pamong Kalurahan Caturtunggal
JakCloth Ramadan 2023 Bakal Menyambangi 13 Kota di Indonesia
DPRD Apresiasi Semangat Gotong Royong HUT 39 Kota Mungkid
Menaker Minta Selama Ramadan, Pegawai Kemnaker Tetap Produktif
Bupati Resmikan Masjid Nurul Istiqlal GBK Klaten
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG