Messiom Ngayogjazz, Dari Djaduk untuk Djaduk.

user
agung 17 November 2019, 06:23 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com  - Djaduk Ferianto hadir dalam Messiom Ngayogjazz 2019, berbentuk kumpulan ranting pohon kering yang disusun sedemikian rupa menyerupai wajahnya.

Bambang Paningron, salah satu Board of Creative Ngayogjazz mengatakan kreasi tersebut adalah upaya menghadirkan Djaduk dengan caranya yang unik, sebab baginya foto adalah hal biasa.

"Itu namanya forced perspective (perspektif yang dipaksakan). Saya bikin hingga subuh. Rantingnya mencari di penduduk sekitar lalu dipilah sedemikian rupa," ungkapnya saat ditemu di sela-sela acara Ngayogjazz, Sabtu (16/11) di Kwagon, Godean, Sleman.

Baca Juga : 

Buka Ngayogjazz 2019, Mahfud MD: Semangat Mas Djaduk Wajib Kita Teruskan

Bagaimana menikmati Forced Perspective adalah dengan berdiri dan melihat dari sisi yang benar pada satu titik yang sudah ditentukan. Bila melihat dari sisi yang benar maka akan mendapatkan hal sesuai format semestinya. Sebaliknya bila melihat dari sisi yabg salah maka akan terlihat berantakan.

"Meskipun orang bebas melihat dari sisi mana. Atas, bawah atau samping," imbuh Bambang.

Messiom Ngayogjazz 2019 merupakan buah karya dari Djaduk Ferianto, yang sudah didesain lama. Berkonsep layaknya museum namun ala Ngayogjazz. Dari namanya saja sudah diplesetkan, khas dengan gaya sang kreator.

Adapun Messiom tersebut berisi kisah perjalanan jazz di Indonesia sekaligus upaya menghargai para tokoh jazz yang selama ini memiliki peranan penting pada perjalanan jazz di Indonesia.

"Karya mas Djaduk terakhir, maka kami masukkan beliau di dalamnya. Beliau kita masukkaan dalam karya beliau sendiri, dan akhirnya ada memorabilia yang bersifat private," jelas Bambang.

Memorabilia bersifat private yang dimaksud adalah dipamerkannya barang-barang kesayangan Djaduk seperti sandal, ikat rambut, handuk, alat musik Ki Titis Sentolo yang konon sangat sakti melebihi seribu jimat.

Dituliskan bahwa alat musik tersebut didapat Djaduk dari hasil penarikan gaib yang dilakukan di telaga daerah Playen. Saking saktinya, berkat alat itu beliau dapat menyekolahkan kelima anaknya.

"Messiom sudah beliau desain lama dan ada team khusus membentuk konten. Beliau masih aktif mencari peralatan dan kebutuhan Messiom sejak hari minggu lalu. Maka kini karya Mas Djaduk adalah juga ruang untuk beliau," tutupnya. (C-4).

Kredit

Bagikan