Kenang Sang Maestro, Keluarga SH Mintardja Buka Perpustakaan

user
Danar W 30 Januari 2023, 09:20 WIB
untitled

Krjogja.com - PENGGEMAR dan penikmat serial cerita silat karya maestro Singgih Hadi Mintardja, sering disingkat SH Mintardja kini bisa semakin intens dan bisa membaca, mendapatkan literatur secara lengkap dengan dibukanya Perpustakaan SH Mintardja yang diresmikan Minggu (29/1/2023) di rumah kediaman sang maestro di Gedongkiwo MJ 1/801 Yogyakarta.

"Luar biasa, kami sangat mengapresiasi dibukanya Perpustakaan SH Mintardja, yang bisa dijadikan Pusat Penelitian dengan koleksi karya cerita berlatar belakang sejarah yang bisa menggambarkan suasana detail pada waktu itu, bahkan jenis pohon-pohon alam juga digambarkan dengan sangat baik," ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Dra Monika Nur Lastiyani MM dalam sambutannya saat membuka Perpustakaan SH Mintardja.

Monika mengakui masa kecilnya, saat masih SD kelas IV sekitar tahun 1974, cersil SH Mintardja yang dimuat serial bersambung di SKH Kedaulatan Rakyat selalu menjadi rebutan bersama saudara-saudaranya untuk bisa lebih dulu membaca. "Yang lebih dulu membaca terus diminta bercerita," ungkap Monika tersenyum.

Monika yang juga mewakili Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi SS MA menegaskan karya SH Mintardja juga diarsipkan dan didigitalisasi bekerjasama dengan SKH Kedaulatan Rakyat. "Karya maestro dengan perjuangan luar biasa bisa dinikmati dan menjadi contoh generasi-generasi selanjutnya," jelas Monika.

Cerita silat (cersil) yang berlatar belakang sejarah kerajaan Jawa dari Singasari, Majapahit sampai Mataram dipaparkan dalam bahasa sederhana dan mudah dipahami. Seolah pembaca berada di dalamnya. Banyak penggemar dari dalam maupun luar negeri.

SH Mintardja kelahiran Yogyakarta 26 Januari 1933, menikahi Suhartini dan dikaruniai 4 putra dan 4 putri yaitu Andang Suprihadi, Bayu Hadi, Christini Andriani (alm), Danarto Hadi, Endrasti indrianti, Fajar Hadi, Girianti aniswari Hastiani Iswardani.

"Khas dalam karya SH Mintardja, beliau selalu menyelipkan ajaran kasih, kebaikan, pengampunan untuk sesama manusia, tanpa harus mengguruinya. Seorang tokoh jahat pun, tidak serta merta harus di bunuh. Banyak cara untuk menyadarkan supaya kembali ke jalan yang benar," ungkap putera sulungnya Andang.

Karya-karya SH Mintardja yang sudah dibukukan lebih dari 20 judul buku diantaranya Api di Bukit Menoreh (396 Episode), Tanah Warisan (8 Episode), Matahari Esok Pagi (14 Episode), Meraba Matahari (9 Episode), Suramnya Bayang Bayang (34 Episode), Sayap-Sayap Terkembang (67 Episode), Istana yang Suram (14 Episode), Naga Sasra Sabuk Inten (36 Episode), Bunga di Batu Karang (14 Episode), Yang Terasing (15 Episode), Matahari di Bayang Bukit (23 episode), Kembang Kecubung 6 Episode, Jejak Dibalik Bukit (40 Episode) dan masih banyak lagi.

"Karya beliau Api di Bukit Menoreh yang belum tahu kapan tamatnya, dinobatkan sebagai karya novel terpanjang di dunia. Terselesaikan 4 seri. Seri 1 - 3 masing-masing terdiri dari 100 episode. Seri 4 hanya terselesaikan 96 episode, sehingga total 396 episode, karena beliau wafat tahun 1999 sebelum seluruh cerita itu selesai," ungkapnya.

Karya SH Mintardja yang bertebaran di koran-koran daerah, juga banyak menulis naskah untuk ketoprak, cerpen, drama, sayembara ketoprak di Radio, TVRI. Hingga banyak menerima penghargaan sastra di Tingkat Provinsi maupun Nasional.

"Berdirinya Perpustakaan SH Mintardja karena dorongan dari banyak kalangan, terutama para penggemar SH Mintardja yang banyak membentuk kelompok di medsos. Maka keluarga memberanikan diri membuat perpustakaan kecil, sederhana di ruang kerja beliau untuk mengenang, menyimpan dan melestarikan karya karya SH Mintardja. Bisa disaksikan karya-karya juga ruang kerja asli dan barang-barang pribadi beliau dalam melahirkan karya-karyanya," pungkas Andang. (Vin/Jay)

Kredit

Bagikan