Menghitung Weton, Cara Unik Leluhur Mencari Kecocokan

Keluarga Presiden Jokowi dikenal memegang teguh tradisi budaya Jawa. (dok Setkab)
Krjogja.com - BERAGAM kebudayaan masyarakat Suku Jawa menarik untuk diulas hingga saat ini. Tak hanya upacara adat istiadat, seni musik dan, pakaian tradisional, masyarakat Suku Jawa juga memiliki penanggalan hari tradisional atau kalender Jawa.
Penanggalan hari tradisional disebut neptu Jawa dan weton. Dikutip dari jurnal berjudul "Kajian Etnografi Tentang Eksistensi Penghitungan Weton dan Pasaran di Kelurahan Sidotopo Wetan" (2015) oleh Abi Kuworo, weton memiliki peranan penting distiap aspek kehidupan masyarakat Jawa pada zaman dahulu.
Weton Jawa kerap dikaitkan dengan neptu dan berbagai ramalan dari suku Jawa. Bahkan, sampai saat ini, weton masih banyak digunakan oleh sebagian masyarakat Jawa dalam melakukan perhitungan hari dan ramalan masa depan.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya, yang meliputi Legi, Paing, Pon, Wage, serta Kliwon. Dalam bahasa Jawa sendiri, istilah weton ini memiliki arti sebagai hari kelahiran.
Perhitungan untuk kalender Jawa weton ini sesuai dengan weton atau hari lahir seseorang yang berdasarkan pakem atau aturan Jawa. Dalam kalender Jawa, terdapat 7 hari dalam seminggu yang memiliki 5 hari pasaran Jawa, yaitu Legi, Paing, Pon, Wage, serta Kliwon.
Siklus 5 hari pasaran ini disebut juga dengan pancawara atau Hari Jawa. Perhitungan kalender Jawa itu menggabungkan siklus 5 hari pasaran dan siklus 7 hari biasa pada kalender Masehi.
Kemudian tercipta lah kombinasi hari Jawa dengan Masehi, seperti Senin Pahing, Selasa Legi, Jumat Kliwon, dan masih banyak lagi. Cara menghitung weton tentu tak hanya bermakna sebagai hari lahir semata.
Weton kerap digunakan untuk meramal nasip di masa yang akan datang. Weton juga digunakan sebagai dasar pelaksanaan acara-acara penting, seperti penikahan.
Hal ini untuk menentukan tanggal baik dari acara tersebut dan melihat kecocokan pasangan. Misalnya orang yang memiliki weton Minggu Kliwon tidak boleh menikah dengan orang yang berweton Senin Kliwon, karena dipercaya akan memberikan dampak buruk pada pernikahannya.
Perhitungan weton juga dilakukan untuk membangun rumah, pindah rumah, hingga keluar dari rumah sakit. Weton juga dapat digunakan untuk menentukan watak seseorang.
Masyarakat Jawa percaya jika weton akan mempengaruhi watak seseorang. Untuk mengetahui hal tersebut, seseorang dapat mempelajari secara penuh perputaran kalender tradisional pada hari lahirnya.
Cara Menghitung Weton
Keperluan yang paling populer dalam penggunaan weton adalah pernikahan. Kedua mempelai akan dicocokkan terlebih dahulu weton mereka, untuk mendapatkan gambaran kecocokan dan penentuan kapan hari pernikahan baiknya digelar.
Perhitungan ini menggunakan neptu. Neptu dihitung dari angka yang keluar dari penjumlahan weton kedua mempelai.
Berikut dasar perhitungan Neptu dengan masehi:
Senin: 4
Selasa: 3
Rabu: 7
Kamis: 8
Jumat: 6
Sabtu: 9
Minggu: 5
Dasar perhitungan Neptu dengan hari Jawa
Legi: 5
Pahing: 9
Pon: 7
Wage: 4
Kliwon: 8
Cara menghitung weton dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing hari kelahiran. Seperti seorang laki-laki lahir pada Jumat Kliwon, maka 6+8=14.
Sedangkan si perempuan lahir pada Rabu Legi, maka 7+5=12. Jika dijumlah weton keduangan adalah 14+12=26.
Selanjutnya akan dicocokan dengan rumus yang sudah baku, yaitu:
1. Pegat atau cerai (1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36)
2. Ratu atau harmonis (2, 11, 20, 29)
3. Jodoh (3, 12, 21, 30)
4. Tapa atau kesulitan (4, 13, 22, 31)
5. Tinari atau berbahagia (5, 14, 23, 32)
6. Padu atau sering bertengkar (6, 15, 24, 33)
7. Sujanan atau perselingkuhan (7, 16, 25, 34)
8. Pesthi atau rukun (8, 17, 26, 35).(*)
BERITA TERKAIT
Irwan Ardiansyah Meninggal Insan Balap Motor Indonesia Merasa Kehilangan
Bukber Ditiadakan, Bupati Klaten Bagi Takjil
Jelang Lebaran, BI Siapkan 70 Titik Lokasi Penukaran Uang Pecahan Baru di DIY
Polres Sukoharjo Cek Kesiapan Bus Mudik Lebaran 2023
UNS Terima 2.043 Mahasiswa Baru dari Jalur SNBP
Tekan Kenakalan Jalanan, Babinsa Masuk Sekolah
Lonjakan Harga Beras di Sukoharjo Mereda
Komnas Disabilitas Bahas Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dentuman Keras Hebohkan Warga Cilacap, Ternyata Ini Sumbernya
Ditinggal Sang Legenda Irwan Ardiansyah, Ini Ungkapan Kagum Promotor Otomotif
BSN Minta Masyarakat Cerdas Pilih Produk ber-SNI
Tersangka Mutilasi di Pakem Jalani Pemeriksaan Psikologi Forensik
Subsidi Ongkir Rp6 Miliar Ampuh Gerakan Ekonomi UMKM DIY
Polemik Piala Dunia U-20 2023, Deretan Aktris Hollywood Asal Israel yang Jadi Idola
Impor Pakaian Ilegal Capai Rp 100 Triliun, MenkopUKM: Importir Nakal Harus Diberantas
Lakukan Pelecehan Seks pada Atlet, Pelatih Gulat di Bantul Akhirnya Masuk Ditahan
Gojek Siapkan Amunisi Hemat dan Cermat Lengkapi Ramadan
Usai Factory Reset, Bisakah Data di HP Android Dipulihkan?
Tiga Penjual Bubuk Petasan di Salatiga Ditangkap
Ledakan Keras Terjadi di Cilacap
Bermodal Pinjaman Dari BRI, Wanita Asal Makassar Sukses Buka Usaha Kue