Bertepatan Hari Raya Nyepi, Taksu Rilis Single 'Terserah'

user
Ary B Prass 22 Maret 2023, 21:17 WIB
untitled

Krjogja.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Taksu mempunyai arti kekuatan gaib yang memberi kecerdasan, keindahan, mukjizat, dan sebagainya. Dan seperti itulah impian kelompok musik Taksu band pop asal Yogyakarta ini.

Bermula dari Angga Waskita sebagai otak ā€˜Taksu’, ia adalah seorang multi instrumentalis dan pencipta lagu yang memiliki perjalanan musikal yang sangat unik.

Memulai persinggungan dengan instrument gitar sejak usia sangat muda di Pulau Dewata, Angga memutuskan untuk hijrah ke Yogya untuk lebih serius menekuni dunia musik dengan bersekolah musik secara formal sejak bangku SMA sampai universitas.

Ternyata Yogyakarta dan lingkungan seni nya banyak memberi Angga pengalaman luar biasa, sehingga ia memutuskan mendirikan ā€˜Taksu’ pada tahun 2018 bersama Ilman (drum) dan Desi Nugroho (bass).

"Bagi kami, band ini memiliki arti sebuah energi, baik itu positif maupun negatif. Energi ini selalu ada di semesta dan harus kita pahami. Dengan Taksu ini, kami berharap bisa berbagi energi bersama lebih banyak orang lewat karya," kata Angga, dalam siaran persnya.

Setelah berumur sekitar 4 tahun Taksu kini telah menghasilkan 1 buah album berjudul ā€˜Titip Salam’. Album ini merupakan pijakan Taksu untuk menghasilkan karya karya selanjutnya.

Kini, mulai akhir 2022 ā€˜Taksuā€˜ berganti formasi menjadi 5 orang yaitu, Angga Waskita (vokal, gitar, keyboard), Desi Nugroho (bass), Felix Nugroho (keyboard),Ā Gigih Prayogo (gitar) dan Dedy Alldint (drum).

Dengan komposisi berlima inilah Taksu lalu menggodog karya-karya di Zhufu Studio, sehingga muncullah single bertajuk 'Terserah' yang dirilis tepat pas Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3/2023) ini.

"Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari hubungan antar sesamanya dalam hal apapun. Pada kondisi ini, terjadi hubungan antar dua insan yang manis di awal, tetapi menjadi hambar di tengah perjalanan," beber Desi Nugroho tentang lagu 'Terserah'.

Desi melanjutkan, ketimpangan jarak dan kebutuhan emosi tak terpenuhi yang terekspresikan dalam sikap dan tindakan menjadi pemicunya. Membiarkan ego menguasai dan menjadikan hubungan yang tidak sehat antara keduanya.

Membuat orang harus memikirkan kembali ketidak pastian situasi yang sedang dijalani, apakah dilanjutkan atau diakhiri?

"Kelelahan karena energi dan emosi yang terkuras memunculkan sikap masa bodoh yang kemudian terangkum dalam satu kata ā€œTerserahā€. Terserah kemudian menjadi bentuk ekspresi verbal paling sederhana untuk melepas sebuah ikatan yang jika semakin lama di pertahankan malah akan menjadi luka bagi diri sendiri," pungkasnya. (*)

Kredit

Bagikan