Dari Jogedan Selasa Legen, Tak Khawatir Kehabisan Pelestari dan Penerus

user
Danar W 22 Maret 2023, 22:30 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Hampir 10 tahun Jogedan Selasa Legen digelar dan tak pernah sepi, membesarkan hati dan menepis kekhawatiran tari klasik gaya Yogyakarta kehilangan pelestari dan penerus. Seperti saat digelar di Dalem Pujokusuman, Yogyakarta, Selasa (21/3/2023) malam, tak kurang 70 penari ikut serta, dari usia di atas 60 tahun hingga siswa Sekolah Dasar.

"Kita tak perlu khawatir kehilangan pelestari dan penerus seni budaya," kata Istu Noor Hayati, koordinator Jogedan Selasa Legen.

Jogedan Selasa Legen digelar setiap Selasa Legi, hari lahir KRT Sasmintadipura atau Rama Sas (alm) tokoh tari klasik gaya Yogyakarta yang mendirikan cikal bakal Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa (YPBSM). Sejak hampir 10 tahun lalu, tepatnya April 2013, para penari yang pernah menjadi murid Rama Sas memprakarsai kegiatan tersebut. Selain pada masa pandemi Covid-19, tak pernah absen dilakukan.

Baik putra maupun putri membawakan tarian wajib Renggamataya. Setelah itu, khusus putra membawakan Beksan Klana Alus dan Klana Gagah. Sementara khusus putri, Golek Ayun-ayun atau yang lain.

Tak hanya penari yang belajar di YPBSM di Dalem Pujokusuman, tapi juga dari sanggar lain, sekolah dan perguruan tinggi seni, hingga yang sudah lama tidak menari. Selain tarian-tarian tersebut, sering menyajikan penampilan spesial, baik tari klasik gaya Yogyakarta maupun dari daerah lain.

Beberapa kali digelar kembali setelah pandemi, masih banyak yang ikut meramaikan Jogedan Selasa Legen. Termasuk beberapa anak yang masih belajar di Sekolah Dasar.

"Apapun keadaannya, masih banyak anak-anak yang menekuni tari klasik," ujar Istu setelah menyalami seorang bocah laki-laki murid kelas 3 SD yang berpamitan setelah ikut menari. (Ewp)

Kredit

Bagikan