• Sabtu, 23 September 2023

Rusia Memakai Trik Iran untuk Kecoh Sanksi Barat di Perang Ukraina

- Rabu, 7 Juni 2023 | 17:40 WIB
ilustrasi dok
ilustrasi dok

Krjogja.com - London - Laporan terbaru institusi pertahanan di Inggris mengungkap bahwa Rusia memiliki taktik untuk mengelabui sanksi-sanksi Barat di tengah perang melawan Rusia. Iran dijadikan contoh karena sudah berpengalaman menghadapi sanksi.


Sektor Rusia yang disasar sanksi Barat mulai dari perbankan, migas, hingga militer. Aset-aset milik orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin juga dibekukan.


Dilaporkan VOA News, Rabu (7/6/2023), laporan mengenai taktik Rusia itu diungkap oleh laporan Royal United Services Institute (RUSI). Rusia disebut mulai beradaptasi dengan sanksi-sanksi tersebut.


"Contoh-contohnya termasuk mengganti kepemilikian perusahaan dan properti ke anggota-anggota keluarga atau para afiliasi, menggunakan perusahaan trading untuk mendapatkan valuta asing agar menghindari sanksi-sanksi yang diterapkan ke Bank Sentral Rusia," tulis laporan RUSI berjudul “Developing Bad Habits: What Russia Might Learn from Iran’s Sanctions Evasion".


Laporan itu menyorot Iran sebagai studi kasus. Para pejabat Barat juga mengaku khawatir mengenai kedekatan Rusia dan Iran, serta negara-negara "rogue" lainnya, dan dampaknya terhadap ketertiban internasional.


"Satu perkembangan yang diantisipasi adalah negara-negara tersebut - semuanya berada di bawah rezim sanksi - akan berbagi pelajaran bagaimana cara meghindari kebijakan restriktif dan menyalahgunakan sistem finansial internasional untuk tujuan-tujuan mereka yang merusak," tulis peneliti RUSI.


Tom Keatinge, co-author dari laporan RUSI, menyebut bahwa Rusia menghindari sanksi untuk mendapatkan komponen-komponen elektronik, serta menjual minyak.


"Mereka perlu mencari pasar-pasar baru untuk hidrokarbon mereka, eksport minyak mereka. Itu adalah generator kunci untuk pendapatan negara tersebut," jelas Keatinge.


Keatinge berkata bahwa Rusia belajar dari Iran yang notabene punya banyak trik. Contohnya seperti transfer minyak di tengah malam dengan cara mematikan alat lokasi. Ada juga menggunakan perusahaan-perusahaan cangkang di Turki atau Uni Emirat Arab.


Terkait kebijakan "price cap" untuk minyak Rusia, Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyebut hal itu membuat 40 persen penurunan pendapatan minyak Rusia.


Akan tetapi, sanksi itu hanya diterapkan untuk pemerintah-pemerintah negara Barat.


"Dan maka dari itu, jika kamu adalah sebuah bank di India, kamu bisa dengan sempuran memiliki koneksi dengan bank Rusia," jelas Keatinge.


Pada 4 Juni 2023 Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata Rusia memakai jaringan pemasok internasional untuk menghindari sanksi-sanksi internasional.


"Sayangnya, negara teroris bisa mendapat teknologi-teknologi dunia melalui jaringan pemasok, dapat meloloskan diri dari sanksi-sanksi internasional," ujar Zelensky.

Halaman:

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Terkini

Donald Trump Meninggal Dunia? Ternyata..

Kamis, 21 September 2023 | 12:30 WIB

Peminat Investasi Industri Halal Cukup Tinggi

Rabu, 20 September 2023 | 14:24 WIB

Ukraina Tuntut 3 Negara Ini Akibat Larangan Impor

Rabu, 20 September 2023 | 10:35 WIB

Disanksi AS, Jepang Pastikan Pasokan Energi Aman

Rabu, 20 September 2023 | 10:05 WIB

NASA Serius Buru UFO

Rabu, 20 September 2023 | 08:30 WIB

Korsel Khawatirkan Hubungan Rusia dan Korut

Rabu, 20 September 2023 | 05:30 WIB

Timnas Indonesia U-24 Bekuk Kirgistan 2 - 0

Selasa, 19 September 2023 | 20:54 WIB

AS-China Bertemu di Malta, Inilah yang Dibahas

Senin, 18 September 2023 | 16:30 WIB

Presiden Jerman Dukung Gerakan Lawan Islamofobia

Senin, 18 September 2023 | 15:05 WIB

Taliban Renggut Kebebasan Kebebasan Rakyat Afghanistan

Kamis, 14 September 2023 | 02:30 WIB

Kim Jong Un Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Rabu, 13 September 2023 | 17:15 WIB

India Ganti Nama Jadi Bharat?

Senin, 11 September 2023 | 09:10 WIB
X