Krjogja.com - JAKARTA - Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (U.S. Trade and Development Agency atau USTDA) memberikan hibah bernilai Ro15 miliar (atau 1.046.434 dolar AS) untuk mendukung transisi energi bersih Indonesia pada Jumat 26 Mei 2023.
Hibah ini diberikan kepada PT Medco Power Indonesia (Medco) yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, untuk studi kelayakan guna membantu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 111 megawatt di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Presiden Direktur Medco Eka Satria dan Direktur Regional USTDA untuk Indo-Pasifik Verinda Fike berpartisipasi dalam acara penandatanganan hibah tanggal 26 Mei kemarin yang disaksikan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Michael F. Kleine.
Wakil Dubes Kleine mengatakan, “Pemerintah AS bangga bermitra dengan Indonesia untuk mempromosikan solusi energi terbarukan. Proyek ini menunjukkan komitmen kuat Amerika Serikat untuk membantu Indonesia dalam transisi energi bersih menuju pencapaian emisi nol bersih.”
Studi USTDA ini akan menyediakan pengkajian dan penilaian sumber energi angin yang terperinci, analisis geoteknik awal, desain pembangkit listrik dan sistem interkoneksi, studi integrasi jaringan, penilaian dampak lingkungan dan sosial awal, penilaian risiko, analisis biaya dan ekonomi, dan analisis rencana implementasi.
“Sebagai salah satu perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power terus mendukung komitmen pemerintah Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim dan target menuju pengurangan emisi serta target nol bersih,” ujar Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria.
“Penandatanganan ini juga merupakan bagian dari strategi perubahan iklim kami dalam mengembangkan portofolio listrik dari energi terbarukan,” tambahnya.
Direktur USTDA Enoh T. Ebong telah mengatakan harapannya dalam proyek ini. Mereka ingin memajukan transisi energi bersih di Indonesia dan menawarkan sumber energi terbarukan kepada masyarakat di Sumbawa Barat.
“Kami mengantisipasi minat kuat dari industri AS untuk bermitra dengan Medco dalam penerapan proyek prioritas ini, dan kami percaya bahwa fleksibilitas dan relevansi peranti persiapan proyek kami terhadap kebutuhan infrastruktur Indonesia menjadikan kami mitra yang sebenarnya,” katanya. (*)