Krjogja.com - THAILAND - Umat ​​Buddha Thailand membawa bangunan pemujaan emas ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka membangun altar vagina berlapis emas raksasa, yang baru-baru ini diberi lampu hijau oleh pihak berwenang setelah beberapa perubahan kecil.
Biksuni Buddha yang dikenal sebagai Bunda Brahmana, membangun patung itu agar wanita dapat meningkatkan kesuburan dan "keberuntungan" mereka, serta menebus tindakan "berdosa" seperti aborsi. Rekaman yang menyertai menunjukkan vagina emas setinggi 4 kaki, yang secara anatomis sehat dan dikelilingi oleh delapan vulva yang lebih kecil.
"Kami melakukan upacara di sini untuk memberikan solusi atas kemalangan,” kata pencipta Naowaratkotchaporn Simethawong kepada Viral Press tentang situs di sebuah kuil Buddha di provinsi Nakhon Ratchasima dikutip dari Liputan6.com, Kamis (25/05/2023).
[crosslink_1]
Sementara itu, patung kesuburan yang menjaga adalah ular batu mirip hydra dengan tujuh kepala yang duduk di bawah pohon mangga di dekatnya dijadikan sebagai penangkal suci. Jika itu tidak cukup menguntungkan, para penyembah juga mendirikan penis emas yang dikelilingi delapan lingga yang lebih kecil untuk melengkapi patung vagina berlapis emas.
Tempat ibadah di daerah bawah telah melonjak popularitasnya dengan pengikut setia yang berziarah dari segala penjuru untuk berdoa. Mereka memohon keberuntungan, kesuburan, kecantikan, dan bantuan untuk menemukan Mr. Right.
"Saya percaya bahwa kita harus menghormati alat kelamin karena itu mewakili asal usul kehidupan dan kelimpahan di dunia,” kata Bunda Brahmana.
Ia menyambung, “Itu tidak aneh atau tidak biasa." Terlepas dari dugaan kenormalan vagina "keberuntungan", Brahmana harus mendapatkan persetujuan patung dari pihak berwenang, yang memeriksanya pada 22 Mei 2023 untuk memastikannya tidak melakukan pantangan agama apa pun di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Buddha tersebut.
"Kami ingin memastikan bahwa kuil tersebut memenuhi standar moral,” kata ketua dewan lokal Kanatchon Sijaroen, yang memimpin ujian tersebut.
"Kami memerintahkan mereka untuk menghapus tanda-tanda yang mungkin vulgar," Katanya lagi.
Dia menambahkan bahwa mereka juga harus memindahkan patung Buddha besar yang berada di antara patung penis dan vagina karena tidak sopan menempatkannya begitu dekat dengan "alat kelamin".
Setelah proses pemeriksaan, pihak berwenang mengizinkan lingkaran kehidupan ini tetap digunakan tanpa campur tangan. "Saya bersedia bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi masalah apa pun,” kata Bunda Brahmana. (*)