Krjogja.com - Taipei - China menggelar latihan pengepungan Taiwan selama tiga hari. Beijing menyebut operasi itu sebagai "peringatan keras".
Latihan dimulai beberapa jam setelah Presiden Tsai Ing-wen kembali dari lawatannya ke Amerika Tengah, di mana dia transit di Amerika Serikat (AS) saat pergi dan pulang.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, 71 pesawat militer dan sembilan kapal China melintasi garis median Selat Taiwan. Garis tersebut merupakan pemisah tidak resmi antara wilayah China dan Taiwan.
Reuters melaporkan, salah satu kapal menembakkan peluru dari geladaknya saat berlayar di dekat Pulau Pingtan, titik terdekat China ke Taiwan. Demikian seperti dilansir BBC, Sabtu (8/4/2023).
Media pemerintah China mengatakan latihan militer itu akan secara bersamaan mengatur patroli dan gerak maju di sekitar Taiwan, membentuk sikap pengepungan dan pencegahan menyeluruh.
Artileri roket jarak jauh, kapal perusak angkatan laut, kapal yang dipersenjatai rudal anti kapal, pesawat tempur angkatan udara, pengebom, pengacau sinyal dan pengisi bahan bakar semuanya dikerahkan oleh militer China dalam latihan tersebut.
China memandang Taiwan sebagai provinsinya yang ingin memisahkan diri, namun pada akhirnya harus berada di bawah kendali Beijing, sekalipun terpaksa menggunakan kekerasan. Presiden Xi Jinping telah menegaskan bahwa reunifikasi dengan Taiwan harus terwujud.
Meski China sering mengadakan latihan di sekitar Taiwan, namun latihan "pengepungan" dipandang sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Rabu (5/4). (*)