• Sabtu, 23 September 2023

Dubes Ukraina Tuding Tentara Rusia Perkosa Perempuan Bucha

- Sabtu, 1 April 2023 | 00:11 WIB
ilustrasi dok
ilustrasi dok

Krjogja.com - BUCHA - Kota Bucha merupakan salah satu lokasi yang menjadi target pertama Rusia saat menginvasi Ukraina. Pembunuhan massal terjadi di kota tersebut dan mayat-mayat ditemukan di kuburan massal. 31 Maret 2023 adalah memperingati satu tahun dibebaskannya Bucha dari penjajahan Rusia.


Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin memperingati setahun terjadinya pembunuhan massal di Bucha oleh tentara Rusia. Selain pembunuhan dan penyiksaan, ia mengungkap adanya pemerkosaan sistematis di kota kecil itu.


Dijelaskan bahwa pemerkosaan sistematis berarti para wanita itu dikurung untuk diperkosa.


"Di Bucha yang hanya kota kecil, sekitar 25 anak perempuan dan wanita berumur 14-24 tahun diperkosa secara sistematis selama penjajahan. Sistematis berarti mereka dikurung di dalam ruang bawah tanah, suatu tempat di gedung, dan kemudian diperkosa tiap hari oleh para tentara Rusia," ujar Vasyl Hamianin dalam konferensi pers virtual, Jumat (31/3/2023).


 


[crosslink_1]


Dubes Ukraina berkata ada korban yang meninggal, namun ada juga sembilan orang yang hamil.


Ia berkata kejahatan tersebut tidak boleh diampuni, tidak boleh dilupakan, dan seluruh dunia harus tahu.


Selain pemerkosaan, ia mengingatkan bahwa ada orang-orang yang dieksekusi mati oleh Rusia di Bucha. Mereka bukan korban rudal, namun memang dieksekusi dengan mata tertutup dan pistol di belakang kepala.


Dubes Ukraina lantas meminta agar orang-orang yang pro-Rusia untuk lebih paham ketika mereka memberikan dukungan ke Rusia.


"Orang-orang yang terkontaminasi oleh propaganda. Yang menulis hal seperti "Saya Cinta Rusia", dan "Ura", dan "Putin adalah pahlawan". Pikirkanlah tentang itu. Ada berapa warga sipil terbunuh? Rakyat sipil damai yang terbunuh. Berapa banyak perempuan dan anak-anak yang diperkosa?" ujar Dubes Ukraina.


Vasyl pun merasa senang bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang dicari-cari Mahkamah Pidana Internasional karena mendeportasi anak-anak Ukraina secara paksa. Dubes Ukraina menyebut sekitar 20 ribu anak-anak dibawa paksa oleh Rusia. (*)

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Terkini

Donald Trump Meninggal Dunia? Ternyata..

Kamis, 21 September 2023 | 12:30 WIB

Peminat Investasi Industri Halal Cukup Tinggi

Rabu, 20 September 2023 | 14:24 WIB

Ukraina Tuntut 3 Negara Ini Akibat Larangan Impor

Rabu, 20 September 2023 | 10:35 WIB

Disanksi AS, Jepang Pastikan Pasokan Energi Aman

Rabu, 20 September 2023 | 10:05 WIB

NASA Serius Buru UFO

Rabu, 20 September 2023 | 08:30 WIB

Korsel Khawatirkan Hubungan Rusia dan Korut

Rabu, 20 September 2023 | 05:30 WIB

Timnas Indonesia U-24 Bekuk Kirgistan 2 - 0

Selasa, 19 September 2023 | 20:54 WIB

AS-China Bertemu di Malta, Inilah yang Dibahas

Senin, 18 September 2023 | 16:30 WIB

Presiden Jerman Dukung Gerakan Lawan Islamofobia

Senin, 18 September 2023 | 15:05 WIB

Taliban Renggut Kebebasan Kebebasan Rakyat Afghanistan

Kamis, 14 September 2023 | 02:30 WIB

Kim Jong Un Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Rabu, 13 September 2023 | 17:15 WIB

India Ganti Nama Jadi Bharat?

Senin, 11 September 2023 | 09:10 WIB
X