MADINAH, KRJOGJA.com - Di kalangan jemaah haji Indonesia, mungkin saja juga berlaku untuk kaum muslim di dunia kurang afdol rasanya jika sudah sampai Masjid Nabawi, tapi tidak bisa salat di Raudah dan ziarah makam Rasulullah Muhammad SAW.
Memang, Raudah memiliki keutamaan luar biasa. Salah satu tempat makbul untuk berdoa. Tidak heran, umat muslim dari berbagai penjuru dunia ingin berdoa di tempat tersebut. Hanya saja saking banyaknya orang tidak sebanding dengan luas tempat yang tidak seberapa. Dari luasan karper hijau di bagian depan Masjid Nabawi, hanya sebagian kecil yang dimaksudkan sebagai Raudah.Â
Menurut konsultan ibadah Sektor 5 Madinah Jauhari Sadji, Raudah yang dimaksud hanya berada di mihrab atau mimbar Nabi Muhammad SAW dengan kediaman beliau yang kini menjadi makam manusia paling mulia tersebut. Tentu, tidak mudah untuk mencapainya kendati tidak ada yang mustahil.Â
Hanya saja memang, di musim haji ini memaksakan diri ke Raudah bagi jemaah wanita dan yang memiliki resiko tinggi (risti) kurang dianjurkan. Pasalnya, waktu untuk jemaah wanita sangat terbatas. Padahal, yang ingin ke tempat tersebut sangat banyak. Demikian bagi jemaah risti, rentan karena situasi yang penuh sesak oleh jemaah dari berbagai Negara.Â
“Jika tidak bisa sampai Raudah dan ziarah Makam Rasul, ketika sudah sampai Nabawi saja itu sudah sama. Bukan berarti doanya tidak mustajabah. Karena salat di Nabawi keutamaannya juga sangat besar,†jelasnya.Â
Sedang mengenai badal haji bagi jemaah yang meninggal, Jauhari menegaskan semua akan dibadalhajikan sesuai dengan peraturan yang ada. Akan ada petugas yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan badal haji tersebut.Â
“Nantinya aka nada pendataan berapa yang perlu dibadalhajikan. Sedang mereka yang dibadalhajikan akan mendapatkan sertifikat, termasuk siapa yang membadalhajikan itu tercantum di situ,†jelasnya. (Feb)