Krjogja.com - SUKOHARJO - Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo siapkan 1.968 batang bibit cabai gratis untuk dibagikan dan ditanam masyarakat. Program tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya mengendalikan inflasi daerah dengan menekan harga kebutuhan pokok salah satunya cabai.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Selasa (22/11) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sekarang masih dalam proses persiapan terkait program pengendalian inflasi daerah dengan pemenuhan kebutuhan dan pengendalian harga pokok pangan salah satunya cabai. Tanaman cabai dipilih mengingat kondisinya selalu mengalami perubahan seperti kenaikan harga tinggi akibat kelangkaan barang dipasaran.
"Penyebab kelangkaan barang yang berdampak kenaikan harga cabai karena faktor cuaca. Curah hujan tinggi membuat tanaman cabai banyak yang rusak dan mati sehingga panen tidak maksimal. Harga cabai yang tinggi sangat berpengaruh pada kenaikan inflasi daerah. Selain itu berdampak pada kondisi beban ekonomi masyarakat meningkat," kata Bagas.
Dia menjelaskan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mengantisipasi hal tersebut dengan menyiapkan sebanyak 1.968 batang bibit cabai gratis untuk dibagikan dan ditanam masyarakat. Jadwal pembagian masih dalam proses perencanaan dan segera di launching Bupati Sukoharjo Etik Suryani.
"Bibit cabai ini dibagikan ke masyarakat untuk ditanam. Hasil panen nantinya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus antisipasi kenaikan harga cabai ditengah kondisi cuaca ekstrem yang rawan kenaikan harga. Termasuk juga kegiatan ini sebagai langkah pengendalian inflasi daerah," ujarnya.
Pembagian bibit cabai nantinya akan dilaksanakan secara merata di 12 kecamatan. Usai dibagikan, warga yang sudah menerima bibit cabai diminta untuk segera menanamnya. Sistem penanaman diserahkan ke masing-masing warga baik mengunakan pot, polybag, ditanam di pekarangan rumah atau wadah lainya sebagai media tanam.
"Pada saat nanti ada kenaikan harga cabai dan barang langkah dipasaran maka masyarakat tidak perlu khawatir karena kebutuhan sudah dapat dipenuhi dengan memetik hasil tanaman cabai yang ditanam sendiri," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo nantinya akan melakukan pendampingan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar tanaman cabai yang dibagikan dan ditanam bisa terus tumbuh hingga panen.
"Jangan sampai setelah menerima bibit cabai justru dibiarkan warga dan tidak termanfaatkan. Petugas kami tetap mendampingi masyarakat," lanjutnya.
Antisipasi Krisis Pangan
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, mengatakan, Pemkab Sukoharjo membangkitkan masyarakat untuk aktif mengatasi krisis pangan dunia. Pemkab Sukoharjo mengawali dengan gerakan tanam tanaman pangan hingga dilingkungan rumah warga. Tanaman pangan yang ditanam beragam seperti sayuran dan buah dengan menggunakan media tanam seadanya seperti ember bekas, kaleng bekas dan lainnya.
"Ancaman krisis pangan dunia semakin nyata. Mari gerakan tangan dengan gerakan tanam tanaman pangan hingga dilingkungan rumah warga. Bu Etik sendiri sebagai bupati juga menanam cabai, terong, dan sayuran lain di media tanam sederhana di rumah," ujarnya.
Etik Suryani meminta pada masyarakat memanfaatkan lahan yang ada. Apabila tidak memiliki lahan maka bisa menggunakan berbagai media tanam untuk menanam tanaman pangan. Pemanfaatan lahan dan media tanam untuk menanam tanaman pangan sudah lama digerakan Pemkab Sukoharjo. Sasarannya hingga ke rumah warga agar menanam berbagai jenis tanaman pangan.
"Saat harga cabai naik tinggi maka ibu-ibu bisa memetik sendiri hasil panen tanaman yang ditanam di rumah. Minimal bisa memenuhi kebutuhan memasak dan mengurangi besarnya kebutuhan biaya hidup," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo berharap dengan gerakan ini dapat membuat Kabupaten Sukoharjo mandiri pangan dan tidak terjadi krisis. Tanaman pangan yang ditanam, dikatakan Etik Suryani juga sangat membantu masyarakat mengatasi masalah stunting. Sebab berbagai tanaman pangan saat panen dapat memenuhi kebutuhan gizi. (Mam)