MAGELANG, KRJOGJA.com - Festival Payung Indonesia 2018 akan digelar di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah pada 7 – 9 September 2018 sehingga kwasan diprediksi semakin dipadati wisatawan.
Selama tiga hari pelaksanaan, akan ada berbagai ragam payung Nusantara. Tema yang diangkat adalah Lalitavistara. Tema diambil dari kisah yang terpapar pada relief Borobudur. Tepatnya yang merayakan payung sebagai penanda kelahiran, berbagai tahap kehidupan, keagungan dan kematian. Payung menjadi simbol sekaligus penanda dalam siklus kehidupan dan perekat keberagaman.
“Candi Borobudur simbol inspiratif. Sebuah tempat yang pas untuk mencari inspirasi baru. Kami ingin memfasilitasi itu. Sehingga Borobudur menjadi pemersatu beragam latar belakang agama, politik, sosial, dan budaya. Semua melebur berharmonisasi di sini, Asisten Deputi Pemasaran 1 Regional II Kemenpar, Sumarni di Jakarta.
Sumarni juga menjelaskan, Borobudur dipilih sebagai penyelengaraan FPI bukan tanpa alasan. Sebagai salah satu dari UNESCO Heritage Site, Candi Borobudur memancarkan aura yang tidak biasa. Candi Buddha terbesar di Dunia terlihat begitu anggun dan megah.Â
Sebanyak 2.672 ukiran relief dan 600 patung dan stupa Buddha yang ada di sana dinilai sebagai keajaiban karya manusia. Tak bisa ditemui di belahan dunia manapun. Harmonisasi kehidupan bersatu begitu menenangkan. Festival ini menjadi perayaan rakyat terbesar yang dihadiri berbagai kalangan masyarakat. Perayaan kehangatan yang digelar dalam ‘Sepayung Indonesia’.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan festival ini. Menpar mengatakan, banyak wisatawan mancanegara (wisman) kepicut untuk menyambangi atraksi-atraksi baru di Borobudur. (Fon)