• Senin, 25 September 2023

Virus Corona Ternyata Lebih Berbahaya dari SARS

- Senin, 27 Januari 2020 | 17:10 WIB

KEWASPADAAN terhadap merebaknya virus korona harus lebih ditingkatkan. Minggu (26/1/2020) National Health Commission (NHC) Tiongkok mengumumkan bahwa 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) lebih berbahaya daripada severe acute respiratory syndrome (SARS).

Sebab, virus tersebut bisa menyebar bahkan pada saat inkubasi.

Kepala NHC Ma Xiaowei menyatakan, generasi terbaru virus korona itu berbeda dengan wabah SARS yang melanda Tiongkok dua dekade lalu. Penderita SARS bisa menularkan wabah setelah virus melewati tahap inkubasi dua hingga tujuh hari. Artinya, pasien SARS bakal menunjukkan gejala terlebih dulu sebelum bisa menularkan wabah.

Namun, 2019-nCoV bisa pindah ke orang lain meski masih dalam tahap inkubasi. Padahal, masa inkubasi virus tersebut cukup lama, yakni 14 hari. Hal itu membuat otoritas kesulitan untuk melacak persebaran wabah tersebut. ”Saat ini pengetahuan kami terkait virus ini masih terbatas. Kami memperkirakan wabah ini masih akan menyebar,” ujar Ma kepada South China Morning Post.

Hingga kemarin virus tersebut sudah menewaskan 56 pasien dan menjangkiti 2.070 lainnya di Tiongkok. Saat ini 1.350 petugas medis beroperasi di lokasi asal virus, yakni Kota Wuhan, Provinsi Hubei, sambil menunggu seribu personel tambahan. Mereka kewalahan menangani pasien yang terus berdatangan.

Wakil Kepala NHC Li Bin mengatakan bahwa pemerintah sudah berusaha melacak persebaran di dalam negeri. Mereka mengisolasi 13 kota di Provinsi Hubei. Sementara itu, kota lainnya di Tiongkok memberlakukan status darurat. ”Harapan kami, setidaknya tindakan ini bisa memperlambat persebaran,” ungkap Li Bin.

Di sisi lain, Presiden Tiongkok Xi Jinping akhirnya membentuk satgas khusus yang dipimpin Perdana Menteri Li Keqiang. Mereka sudah menerapkan beberapa kebijakan untuk mencegah persebaran virus yang lebih parah. Salah satunya, mengeluarkan larangan sementara terkait binatang liar.

Sebagaimana diberitakan, virus tersebut diduga berasal dari pasar produk laut Wuhan. Pasar tersebut juga menjual beberapa satwa liar. Nah, kebijakan yang dibuat itu mengikuti saran beberapa pakar kesehatan bahwa patogen binatang liar bisa jadi penyebab virus korona. Itu mengacu pada wabah SARS yang disebabkan kelelawar. ”Larangan ini seharusnya berlaku selamanya sehingga tak ada lagi kemungkinan wabah tersebar di masa depan,” ujar Christian Walzer, kepala The Wildlife Conservation Society, kepada Agence France-Presse.

Halaman:

Editor: danar

Tags

Terkini

5 Tips Hindari Tidur Mendengkur, Tidak Sulit Kok

Selasa, 19 September 2023 | 19:18 WIB

Orang Bunuh Diri, Apa Saja Penyebabnya?

Minggu, 17 September 2023 | 18:10 WIB

Waspada, Polusi Udara Ancam Tumbuh Kembang Anak

Minggu, 17 September 2023 | 13:40 WIB

Gula Menyuburkan Kanker, Benarkah?

Kamis, 14 September 2023 | 12:50 WIB

Banyak Minum Air, Ini Dampaknya Bagi Tubuh

Minggu, 10 September 2023 | 14:25 WIB

Kopi dan Kolagen Berkhasiat untuk Kesehatan Kulit

Kamis, 31 Agustus 2023 | 18:37 WIB
X